Mohon tunggu...
Teguh Firsianto
Teguh Firsianto Mohon Tunggu... -

Belajar menulis untuk menolak lupa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

The Imitation Game: Cracking The Enigma

28 Januari 2015   21:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:12 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422430156142591952


Merupakan film dari Inggris berbentuk thriller sejarah yang mengisahkan tentang seorang ahli matematika, ahli kriptologi (Bahasa sandi) dan ilmuwan penemu sikal bakal komputer dari daratan Inggris bernama Alan Turing. Difilmkan berdasarkan buku dengan judul Alan Turing : The Enigma karya Andrew Hodges. Film ini dibesut oleh Morten Tyldum dengan produser Nora Grossman-Ido Ostrowsky-Teddy Schwarzman, Produksi Blackbear Pictures-Britol Automotive dengan distribusi oleh Studio Canal-The Weinstein Company. Film berdurasi 114 menit ini menghabiskan bujet 'hanya' USD 14 juta saja.
Sinopsis :
Alan Turing (Benedict Cumberbatch) dipanggil oleh pihak kepolisian London untuk diinterogasi oleh pihak berwajib atas kejadian pencurian yang terjadi di rumahnya. Saat interogasi itulah cerita dimulai dengan kilas balik bahwa ia adalah penemu rahasia Mesin Enigma, mesin pemecah kode sandi milik Jerman dalam Perang Dunia II yang selalu mengirimkan pesan rahasia kepada sekutu Jerman dalam setiap penyerbuan sehingga Jerman dapat menaklukkan tanah jajahannya tanpa diketahui rahasia penyerbuan tersebut.
Berawal dari lamaran Alan Turing ke Lembaga Sandi Negara Inggris di Bletchley Park untuk bergabung, namun sempat ditolak oleh Kolonel Alistair Denniton (Charles Dance) karena nampak 'aneh' dan 'egois', namun karena analisa awalnya yang sangat logis, membuat Alan dapat masuk dalam tim pemecah kode Enigma yang dipimpin oleh Hugh Alexander (Matthew Goode), John Caircross (Allen Leech) dan Peter Hilton (Matthew Beard). Turing yang terbiasa bekerja sendiri menjadi dijauhi oleh rekan-rekan kerjanya. Alih-alih ditekan, Turing malah menulis surat kepada PM Winston Churchill agar ia yang diangkat sebagai pimpinan Tim yang disetujui oleh sang Perdana Menteri. Di kepemimpinan Turing itulah ia merekrut beberapa orang yang dianggap mampu untuk memecahkan kode mesin Enigma, dari sekian banyak, hanya satu yang lulus yaitu Joan Clarke (Keira Knightley).
Karena Joan jugalah ketegangan antara Turing dengan Alexander dan rekan lainnya dapat cair sehingga mereka dapat bekerja padu sebagai tim. Dari merekalah Turing mendapat dukungan untuk membuat mesin khusus pemecah kode Enigma dengan biaya yang tidak sedikit. Tenggat waktu yang hampir tiba sementara Christopher, nama yang diberikan Turing untuk mesin pemecah kode tersbeut belum juga dapat memecahkan kode Enigma walau hanya satu Petunjuk. Berkat bantuan tanpa sengaja dari rekan Joan, akhirnya diperoleh kata-kata kunci yang bisa dijadikan pola untuk memecahkan kode eEnigma tersebut. Karena kerja mereka itulah, Perang Dunia II dapat dimenangkan oleh Sekutu dan Jerman takluk dalam perang.
Diantara kerja keras tersebut terdapat masalah pribadi dan rahasia besar Turing yang ternyata dimanfaatkan oleh rekan yang dipercayainya. Posisi Turing yang terjepit membuat ia tak bisa berbuat banyak dalam kehidupan pribadinya.
Opini :
Kembali Benedict Cumberbatch memerankan tokoh berkarakter khas setelah sebelumnya memerankan fisikawan kelas dunia dalam Hawking (2004). Bisa dikatakan film ini merupakan masterpiece-nya Cumberbatch dalam mentransformasikan dirinya menjadi tokoh yang disebut sebagai Bapak Komputer Inggris ini. Bukan tidak mungkin Oscar kelak akan berpihak pada Cumberbatch kali ini.  Gaya transformasi Cumberbatch mengingatkan pada sosok Gary Oldman yang selalu bermain total dalam karakternya namun juga selalu low profile dalam kehidupan keartisannya. Cumberbatch mendapatkan 'rival' berat dalam film ini yaitu Mark Strong yang memerankan Stewart Menzies, pimpinan Dinas Intelijen Inggris MI-6. Menzies inilah yang mengispirasi Ian Fleming sebagai tokoh 'M' - dari kata Menzies, dalam serial James Bond nya. Strong lah yang membuat film ini punya getar thriller intelijen, sama getarnya saat memerankan Hani Salaam, pimpinan intelijen Jordania di Body of Lies. Keira Knightley akhirnya bisa menunjukkan kelasnya setelah selama ini senantiasa dikenal dengan film-film blockbuster popcorn semata. Matthew Goode pun mampu mencuri scene dengan perannya sebagai ilmuwan playboy yang flamboyan.
Cerita yang sebenarnya biasa dan diambil dari sebuah buku memiliki kekuatan yang tidak sedikit karena totalitas para aktor dan aktris pendukungnya. Secara kekuatan cerita, masih dibawah King's Speech dan Benedict pun masih belum bisa menandingi karisma Colin Firth, namun itu hanya masalah waktu saja nampaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun