Identitas dan Transformasi Sang Selebriti / Aktor
Karya Alejandro González Iñárritu yang masuk nominasi Oscar 2015, merupakan film drama komedi hitam. Produksi Regency Enterprises-New Regency Pictures-M Productions-Le Grisbi Productions-TSG Entertainment-Worldview Entertainment. Distribusi oleh Fox Searchlight Pictures, film yang berdurasi 119 menit ini menghabiskan bujet USD 18 juta. Sinopsis : Riggan Thomson (Michael Keaton) adalah seorang aktor / bintang film yang tengah meredup namanya. Riggan terkenal dengan peran sebagai superhero Birdman sepuluh tahun lalu yang mengangkat namanya. Dalam kondisnya yang saat ini redup, Riggan bermaksud untuk mengangkat karirnya kambali dengan memproduksi dan bermain di drama Broadway dengan cerita adaptasi dari cerita pendek Raymond Carver berjudul "What We Talk About when We Talk About Love". Pentas ini diproduseri oleh sahabat dan pengacara Riggan yang bernama Jake (Zach Galifianakis), dibintangi juga oleh kekasih Riggan, Laura (Andrea Riseborough) dan pemain drama debutan Lesley (Naomi Watts). Putri perempuan Riggan, Sam (Emma Stone) yang baru sembuh dari kecanduan juga ikut membantu sebagai asisten. Dalam masa latihan, Riggan yang tidak sreg dengan aktor pendukungnya menyabot aktor tersebut hingga celaka. Untunglah didapar aktor pengganti yang cukup terkenal yaitu Mike (Edward Norton). Masa-masa latihan sebelum pertunjukan di Broadway merupakan masa berat untuk Riggan yang mengalami krisis identitas. Suara sang 'Birdman', tokoh yang membuat namanya terkenal selalu mengganggunya untuk membuat suatu gebrakan bahwa pertunjukan teater bukanlah dunia Riggan. Ditambah dengan kacaunya kelakuan Mike, Laura yang hamil dan Sam yang tertarik dengan Mike, membuat persiapan pementasan semakin kisruh. Sampai akhirnya pementasan perdana dimulai, Riggan melakukan adegan penutup yang kontroversial yang menyebabkan ia dirawat di rumah sakit namun ternyata mendapatkan penilaian positif dari para kritikus darama Broadway. Opini : Film Birdman membuat semua pemerannya berperan out of the box dan all out. Kehendak sutradara melakukan one shoot scene membuat para pemeran habis-habisan menghapal naskah agar tidak melakukan re-shoot. Dapat dilihat dari Sam yang mengkritik sang ayah habis-habisan karena krisis dan ketertinggalan teknologinya, dilakukan oleh Emma Stone dalam sekali syuting tanpa jeda dan tanpa editing. Syuting yang dilakukan berurut sesuai dengan yang ada di filmnya membuat masa syuting hanya berlangsung sebulan. Michael Keaton patut diberikan apresiasi tinggi dengan karakter tragedinya yang memang agak mirip dengan dirinya yang juga pernah sukses dengan peran Batman-nya satu dekade lalu dan kemudian tenggelam karirnya. Naomi Watts yang tampil prima di St. Vincent juga tampil maksimal di film ini. Edward Norton nampak seperti memerankan dirinya sendiri sehingga nampak natural dengan gayanya yang penuh lagak dan keras kepala. Emma Stone menunjukkan bahwa ia tak hanya cantik namun pandai berakting mengolah watak. Point khusus ditujukan kepada Zach Galifianakis yang selama ini dikenal dengan aktingnya yang masa bodoh dan ignorance dalam trilogy Hangover dan Due Date, mampu berubah total sebagai Jake yang menjadi pengacara dan produser sahabat Riggan. Film ini memang pantas untuk masuk dalam nominasi Oscar, nampaknya akan bersaing ketat dengan The Imitation Game. Bisa jadi Birdman lebih unggul dari The Imitation Game mengingat unsur 'sakit'nya lebih banyak dan kolektif daripada The Imitation Game, karena umumnya juri Oscar lebih suka dengan film-film yang memiliki kekuatan penderitaan dalam penceritaan. Kita lihat saja nanti...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H