Awas saja akan ku kutuk kak Ja nanti.Â
Dasar pengantin baru, berpisah sebentar pun sulit. Apa salahnya datang ke bandara untuk mengantarku?
"Fir! Tunggu disana! Berhenti disana! "
Suara yang ku dengar sontak menolehkan leherku kebelakang. Lelaki itu, siapa yang menyuruhnya datang?!Â
"Kau.... Susah dicari... "
Dia datang dengan napasnya yang tersenggal, rambutnya yang sudah terlalu berantakan, dengan wajahnya yang tetap muncul dengan tampang ceria menyebalkan.Â
"Apa yang kau lakukan? Aku tak menyuruhmu datang! "
Dengan mudahnya ia mengurai senyum, lantas mengeluarkan sesuatu dari tas kertas yang dibawanya dan memasangnya di lingkar leherku.Â
Syal?Â
Kusut sudah wajahku kala ia memasangnya
"Kau tau Jepang dingin? Dan aku yakin kau tak akan sempat membeli barang tidak berharga ini disini, iyakan?"
"Aku tak memberitahumu dan tidak menyuruhmu datang, kenapa kau datang?! "
"Entahlah.. " Diangkatnya kedua bahunya yang tak berbeban itu.Â
"Sudahlah aku berangkat, dasar penghambat!"
"Ini bawa juga! " Dikalungkan tas kertas itu pada pergelangan tanganku.Â
Segera aku melangkah jauh agar tak mendengarnya lagi.Â
"Fir hati-hati! Aku akan merindukanmu"
Apalah yang ia katakan, teriak dalam bandara, putus mungkin urat malunya.Â
***
Terbang sudah pesawat di atas permukaan laut. Kutancapkan nyaman tubuhku pada kursi pesawat.Â
Deg[!]
Jantungku?!Â
Kuelus pelan dadaku, ia berdebar kencang tak seperti biasanya. Terlintas tanpa sengaja sosok Gaj dalam bayanganku. Kemudian tanganku spontan mencari tas kertas yang diberikannya, dan membukanya
Es krim,Â
"Ini sekotak es krim dari si Patrick bodohmu"
Secarik kertas itu tertulis dengan tulisan tangannya.Â
Deg[!]
Ah, jantungku..Â
Gaj sialan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H