ditulis oleh: Firra Kholisha Mustika dan Nadia Chairunnisa Andra Shita Marini
Siapa yang tidak rindu bercengkrama bersama teman dan keluarga sambil menikmati santapan kuliner secara langsung? Ya pasti kita semua rindu, sudah setahun dilanda dengan jarak. Bahkan sampai dengan tahun 2021 ini kegiatan sekolah, perkantoran dan keagamaan masih diadakan pembatasan.
Penghujung tahun 2019 kita dilanda pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan drastis dalam berbagai sektor khususnya pada sektor bisnis kuliner. Banyak restoran yang terpaksa ditutup lebih lama karena bahkan permanen lantaran beban pengeluaran yang tak seimbang dengan omzet.
Tidak berlarut dalam keterpurukan, bisnis kuliner kembali membangun citra nya dengan menerapkan Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan memaksimalkan service quality.
Service quality atau kualitas layanan tidak lagi hanya menilai pelayanan penyedia jasa dan penerima jasa, melainkan ada komponen tambahan yang saat ini dianggap penting yaitu desain fasilitas, teknologi dan side atraksi. Pergeseran penilaian kualitas pelayanan yang semua hanya menilai “pelayanan” kini menjadi “pengalaman yang tak terlupakan”.
Kualitas pelayanan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sudah diterapkan dan semakin banyak diterapkan pada bisnis kuliner semenjak Covid-19. Dimana penyedia jasa menerapkan pelayanan yang meminimalisir kontak fisik secara langsung dengan memanfaatkan teknologi dan penerima jasa dituntut melakukan self service.
Dalam penerapan memanfaatkan teknologi yang berkembang di masyarakat terdapat 7 elemen didalamnya, yaitu augmented and virtual reality, artificial intelligence, internet of things, voice technology, automation, wifi connection dan portable devices.
Contoh penerapan teknologi di industri kuliner yang terdapat dalam restoran cepat saji McDonald’s, menerapkan artificial intelligence yang mengembangkan sistem self-service dengan menyediakan mesin “self ordering kiosk”, berfungsi untuk melayani pelanggan yang ingin memesan makanan dan bisa dilakukan pembayaran di mesin tersebut.
McDonald's juga menggunakan teknologi augmented dan virtual reality, dengan membuat headset virtual reality bernama happy googgles yang terbuat dari kardus paket makanan happy meal. Selain itu, McDonald juga telah membuat langkah menuju internet of things dengan memperkenalkan aplikasi pemesanan seluler, McThings, sebagai cara untuk mengoptimalkan pengalaman pelanggannya.
Selain itu, McDonalds mengakuisisi Apprente perusahaan startup di bidang voice technology, untuk menghadirkan teknologi suara ke drive-thru yang akan membantu McDonald’s dalam menerima pesanan dalam berbagai bahasa dan aksen serta mengoptimalisasikan pengambilan pesanan yang lebih cepat, sederhana dan lebih akurat.
Lebih dari 11.500 outlet McDonald's telah berpartisipasi dalam penyediaan Wifi yang selalu gratis untuk pelanggan menyelesaikan pekerjaan, memeriksa email atau terhubung dengan teman yang dapat diakses di laptop atau perangkat seluler lainnya.