Namun, sementara transformasi ini memberikan potensi besar, juga penting untuk mengakui tantangan seperti penyebaran berita palsu dan adu argumen yang kurang substansial. Oleh karena itu, pendidikan politik yang kuat dan literasi media sosial yang baik tetap menjadi faktor penentu dalam mewujudkan peran transformasional positif media sosial dalam proses pemilu.
Referensi:
1. Castells, M. (2012). Networks of Outrage and Hope: Social Movements in the Internet Age. John Wiley & Sons.
2. Chadwick, A. (2017). The Hybrid Media System: Politics and Power. Oxford University Press.
3. Gil de Ziga, H., Jung, N., & Valenzuela, S. (2012). Social Media Use for News and Individuals' Social Capital, Civic Engagement and Political Participation. Journal of Computer-Mediated Communication, 17(3), 319-336.
4. Howard, P. N., & Hussain, M. M. (2013). Democracy's Fourth Wave? Digital Media and the Arab Spring. Oxford University Press.
5. Vaccari, C. (2008). Online Campaigning in the 2008 US Congressional Elections: Extending or Reinforcing Political Inequalities? Journal of Information Technology & Politics, 5(4), 357-368.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H