Meletakkan dasar pembangunan suatu kota tak selamanya berorientasi pada fisik saja. Hadirnya jasa Satgas yang di gunakan menjadi satu bentuk inovasi baru. Jika paradigma pembangunan di tahun sebelumnnya masih mengalami kebuntuan, kenapa tidak jika kita coba untuk mengkolaborasikannya dengan gerakan yang berbentuk komunitas masyarakat. Bukan hal yang tidak mungkin bergerak bersama masyarakat akan menjadi satu spirit untuk memecah kebuntuan di tengah kondisi banjir yang senantiasa mengancam.
Dari 14 kecamatan wilayah administrasi kota Makassar yang ada, tak lupa pula di bentuk Satgas kecamatan untuk membantu kerja-kerja Pemkot dan Dinas terkait. Gerakan kerja bakti pun kembali dihidupkan, masyarakat melaksanakan kerja bakti hampir setiap minggunya. Satgas mampu mengangkut 0,4 kubik setiap harinya di luar dari kerja-kerja satgas yang dimilki 14 kecamatan. Menurut Kepala Bidang Bangunan Air Dinas Pekerjaan Umum Makassar volume sedimentasi diperkirakan sebesar 7,433 kubik setiap tahunnya. Walaupun belum mampu mengangkut semua volume sedimentasi, setidaknya kehadiran Satgas drainase bisa membantu mengurangi sedimentasi saluran drainase.
Para Satgas drainse pun bersyukur di bisa di berikan upah Rp 2,4 juta untuk melanjutkan hidup. Di satu sisi kita menjaga nilai kemanusiaan untuk terus hidup dan di sisi lain belajar merawat infrastuktur yang menopang kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H