Tulisan Refleksi ini berdasarkan teks Mazmur 139, Doa di hadapan Allah yang maha tahu
Konteks bacaan dari Mazmur 139 merupakan pergumulan dan usaha dari sang penulis untuk mengenali diri sendiri di hadapan Allah yang maha tahu. Penulis tentunya menyadari keterbatasan kemampuannya untuk mengenali diri sendiri.Â
Oleh karena itu, ia berdoa memohon bantuan Tuhan dalam mengenali dirinya sendiri.Â
Meminta bantuan Tuhan dalam mengenali diri sendiri merupakan suatu gambaran bagi kita tentang pentingnya kejujuran melihat, memeriksa dan mengenali siapa saya sesungguhnya.
Mengenali diri sendiri secara jujur merupakan suatu pergumulan. Mengapa demikian? Karena kita cenderung untuk melihat sisi yang baik saja, dan mengabaikan sisi yang jahat/gelap.Â
Bahkan ada ketakutan tersendiri untuk secara jujur melihat dan mengakui diri kita yang sesungguhnya. Maka kegiatan mengenal diri sendiri adalah pekerjaan yang sulit dan menakutkan.Â
Pada suatu hari Plato pernah bertanya kepada gurunya, hal apa yang paling mudah dalam hidup ini? Sang Guru menjawab menilai orang lain. Dan apa yang paling sulit dalam hidup? Mengenal dan menilai diri sendiri. Pengenalan dan menilai diri sendiri merupakan kegiatan yang sulit dilakukan.
Mengenali diri sendiri memang sulit tapi bukan berarti tidak dilakukan. Pengenalan diri tetap hal yang penting. Mengapa penting karena manusia adalah makhluk yang multidimensional sekaligus dinamis.Â
Oleh karena itu, pengenalan diri harus dilakukan secara terus-menerus/perennial. Dan untuk dapat mengenal diri secara baik dan jujur kita tidak bisa mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Kita juga membutuhkan bantuan dari orang lain dan Tuhan sendiri.
Bantuan Tuhan mutlak perlu untuk mengenal diri sendiri dengan baik dan jujur. Sebab Tuhan mengenal kita melebihi kita mengenal diri sendiri. Pemazmur mengatakan, "Sebab Engakulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku".Â
Dengan demikian segala sesuatu tentang diri sendiri, Allah sangat mengetahuinya.