Mohon tunggu...
Firman Adi
Firman Adi Mohon Tunggu... Insinyur - ekspresi sederhana

arek suroboyo yang masih belajar menulis. nasionalis tak terlalu religius. pendukung juventus sekaligus liverpudlian. penggemar krengsengan, rawon dan tahu campur.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Puasa Ramadan: Latihan atau Pertandingan?

30 Mei 2017   13:35 Diperbarui: 24 Januari 2022   13:24 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa di bulan Ramadhan adalah kewajiban bagi umat islam. Pertanyaannya adalah secara  psikologis, umat islam memandang puasa di bulan ramadhan sebagai suatu pertandingan atau latihan? Pertanyaan ini muncul ketika ada stagnasi dalam implementasi nilai-nilai agama islam dalam kehidupan. Islam sebagai agama, hasil akhirnya seharusnya tercermin dalam sikap dan perilaku umatnya kepada Allah dan sesama. Fenomena akhir-akhir ini berupa pertentangan dan perdebatan di kehidupan nyata dan media sosial seolah memberikan pertanyaan, bagaimana seharusnya Islam dijalankan oleh masing-masing umatnya? Bagaimana kemudian ini berkorelasi dengan perspektif latihan atau pertandingan?

Pertandingan atau kejuaraan secara psikologis dipandang sebagai tujuan. Ketika menjalani pertandingan seorang atlit / prajurit akan berusaha tampil sebaik mungkin dan jika berhasil mengatasi semua lawannya, maka akan terpilih sebagai pemenang. Biasanya setelah memenangi kejuaraan ada masa-masa jeda menikmati kemenangan. Menganggap puasa Ramadhan sebagai suatu pertandingan artinya di bulan Ramadhan ini, muslim akan berpuasa dan berperilaku sebaik mungkin dan jika mampu  mengatasi semua larangan dan mampu melaksanakan semua perintah baik wajib maupun sunnah sampai dengan hari Idul Fitri, maka akan tampil sebagai pemenang. Setelah itu ada masa cooling down menikmati kemenangan di Idul Fitri sampai kemudian persiapan menghadapi Ramadhan tahun berikutnya.

Latihan memiliki perspektif sebagai proses. Di sesi latihan seseorang akan berusaha semaksimal mungkin mencapai target-target yang sudah dibuat agar tampil maksimal saat di pertandingan. Target-target latihan yang sudah dibuat harus dipenuhi agar saat pertandingan didapatkan hasil yang maksimal. Memandang puasa Ramadhan sebagai sarana latihan artinya melaksanakan hal-hal yang diperintahkan saat Ramadhan agar ketika di tampil pertandingan sebenarnya kita mampu seoptimal mungkin merefleksikan kebiasaan selama "latihan" di bulan Ramadhan.

Terus kapan pertandingan / kejuaraannya? Di 11 bulan berikutnya itulah pertandingan yang sebenarnya. Di bulan Syawal dan sesudahnya itulah akan tampak hasil latihan selama Ramadhan dalam bentuk kesholehan pribadi baik kepada Allah dan maupun sosial pada sesama. Seharusnya level latihan yang dijalani harus terus meningkat dari tahun ke tahun, karena level pertandingannya pun semakin meningkat seiring waktu. Godaaan materialisme, kualitas hidup sehat (makanan dan gaya hidup) yang makin susah dijangkau, pengaruh negatif dari berbagai media (content kekerasan, pornografi, gaya hidup hedon selebritis) mulai menyerang dengan mudahnya diakses terutama via internet termasuk menjaga perilaku dalam berinteraksi dengan sesama yang makin sulit di era yang makin individualis.

Sayang jika memandang ibadah puasa Ramadhan seperti sebuah kejuaraan atau pertandingan yang kemudian merasa sudah final jadi pemenang ketika Ramadhan usai. Akhirnya, yang selama Ramadhan, seorang muslim bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah mahdhah-nya (sholat jama'ah, taddarus qur'an, i'tikaf di masjid, zakat)  serta menjaga perilaku sosialnya (tidak membicarakan keburukan orang lain, berbagi rezeki dengan sesama, tidak menyebarkan fitnah / berita hoax), ternyata di bulan Syawal dan sesudah-sesudahnya gaya hidup dan perilaku sosial mulai tidak lagi terkontrol dan kualitas ibadah mahdhah-nya menurun lagi.

So ... mari "latihan" berpuasa sebaik mungkin dengan segala aksesoris tuntunan perilakunya di bulan Ramadhan ini, karena di 11 bulan berikutnya itulah pertandingan sebenarnya yang menuntut kita tampil sebaik mungkin baik di sisi perilaku sosial maupun ibadah kita pada Sang Khalik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun