Dzikir Akbar atau Ratib Seribu (Rateeb Seribee) yang digagas Pimpinan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Asia Tenggara, Abuya Syekh H. Amran Waly Al-Khalidi, Minggu malam (18/3) menggema di Masjid  Istiqlal, Jakarta. Ribuan jamaah mengenakan baju putih tumpah ruah di masjid terbesar di Asia Tenggara ini. Jamaah yang datang tidak hanya dari Jakarta dan sekitarnya tetapi banyak dari luar kota antara lain Padang, Sumatera Barat, Aceh, Manado, Sulawesi Utara dan lain sebagainya.
Dzikir Akbar/Ratib Seribu dimulai pukul 19.30 WIB yang didahului dengan shalat Maghrib dan Isya berjamaah. Jamaah berbondong-bondong datang ke Masjid Istiqlal sejak sore hari dengan menggunakan kendaraan bus, mobil pribadi serta sepeda motor. Raut muka gembira tampak di wajah-wajah jamaah yang hadir. Bathin mereka diisi dengan cahaya dzikir, sehingga hatinya merasa tenang dan tentram. Dan ketenangan hati ini terpancar pada raut wajah mereka.
Menurut Abuya, dengan banyak berdzikir akan menghilangkan nafsu-nafsu jelek yang ada dalam diri kita, sehingga akhlak kita akan baik dan penuh kasih sayang, sehingga kita semua bisa hidup rukun dengan siapapun, termasuk dengan yang beda agama.
Menurut ulama kharismatik yang juga Mursyid Thoriqot Naqsabandiyah Kholidiyah ini, Dzikir Akbar/Ratib Seribu juga merupakan kunci terbukanya pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi, sehingga negara yang kita cintai diharapkan menjadi negara yang aman, damai dan makmur. Abuya juga mendoakan agar para pemimpin negeri ini, senang berdzikir.
Abuya juga berharap dengan Dzikir Akbar Ratib Seribu, seluruh masyarakat memiliki akhlak yang baik, terutama generasi muda. Harapannya, generasi muda bisa membentengi diri dari bahaya narkotika dan pergaulan bebas serta memiliki wawasan yang luas, karena mereka adalah penerus bangsa ini. Â Â
Dzikir dalam pandangan Abuya, memiliki berbagai tingkatan. Pertama, dzikir tapi masih lupa dengan Allah, yakni masih dzikir lisan saja (dzikir ma'a al-goflah). Dzikir ini tidak apa-apa untuk tingkatan pemula, dilatih terus dzikir setiap saat.
Kedua, dzikir dengan mengingat Allah, terbayang dalam batinnya makna-makna dzikir inilah disebut dzikir ma'a al-yaqdhoh. Ketiga, dzikir dengan menghadirkan Allah di dalam hati kita (dzikir ma'a al-hudur). Pada tingkatan ini, hanya Allah yang diingat, semua urusan dunia, sudah berhasil dilupakan. Jika kita bisa dzikir pada tingkatan ini, walau dzikirnya hanya 5 menit, maka Allah akan mudahkan semua hajat dan permohonan kita.
 Keempat dzikir ma'a al-ghoibah, ini merupakan dzikir tingkatan tertinggi, dzikirnya para sufi. "Dia telah fana/tenggelam dalam mengingat Allah, inilah orang-orang yang bersama Allah, semua hajat dan permohonanya dikabulkan Allah, sebelum mereka berdoa kepada Allah.Â
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Raudhoh Al-Hikam Syekh KH Zein Djarnuzi yang juga memberikan tausiyah pada acara Dzikir Akbar Ratib Seribu tersebut menyatakan inti ajaran tauhid tasawuf yang dikembangkan MPTT Asia Tenggara adalah untuk membersihkan hati kita dari ketergantungan kepada selain Allah, melatih hati kita agar senantiasa dekat dengan Allah. Â Syekh Zein mendoakan agar MPTT Asia Tenggara bisa terus memberikan cahaya kepada seluruh pelosok negeri, dan juga di Asia Tenggara bahkan dunia.
Ketua MPTT DKI Jakarta, Tengku H Khairunnas dalam sambutannya menyatakan, MPTT memiliki motto tahan disakiti dan tahan untuk tidak menyakiti. Â MPTT DKI Jakarta terus merangkul berbagai kalangan, banyak para mantan pemakai narkoba, mantan pelaku kriminal dan kejahatan yang sudah taubat, dibimbing agar akhlaknya semakin baik. MPTT DKI Jakarta sangat terbuka kepada siapapun yang ingin bersama-sama mendekatkan diri kepada Allah.