Dengan ukurannya yang kecil namun dibekali muatan yang canggih dan lebih responsif, satelit nano menjadi salah satu bentuk evolusi teknologi ruang angkasa yang pesat dalam dekade terakhir. Tidak hanya biaya peluncuran yang lebih rendah dibandingkan satelit pada umumnya, satelit ini juga menjadi elemen penting dalam berbagai misi, baik sipil maupun militer. Satelit nano yang memiliki berat antara 1 hingga 10 kilogram dan berdimensi 10x10x10 cm per unit, memungkinkan beberapa satelit untuk diluncurkan sekaligus dalam satu misi.
Satelit nano memiliki beragam fungsi, antara lain:
1. Komunikasi. Salah satu fungsi utama satelit nano adalah sebagai sarana komunikasi, mampu menyediakan layanan komunikasi di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur darat baik untuk penggunaan komersial maupun militer.
2. Pengamatan Bumi. Satelit nano dengan kamera dan sensor yang canggih, dapat digunakan untuk misi observasi, seperti pemantauan perubahan lingkungan, bencana alam, atau bahkan kegiatan pertanian.
3. Deteksi Cuaca. Satelit nano juga dapat digunakan untuk memantau dan memberikan data kondisi atmosfir yang dapat dimanfaatkan untuk prediksi perkiraan cuaca.
4. Keperluan Militer dan Intelijen. Dalam bidang militer, satelit nano mulai digunakan untuk pemantauan dan pengawasan, pengintaian, serta memberikan data secara real-time dalam perannya sebagai bagian dari sistem command, control, communications, computers, intelligence, surveillance, and reconnaissance (C4ISR).
Satelit nano memiliki beberapa bagian utama, yaitu Struktur/kerangka, sumber daya, perangkat komunikasi, sistem kendali dan sensor. Struktur/kerangka didefinisikan sebagai bahan pembuatan satelit dengan sifat yang ringan tetapi kuat, sehingga selain dapat mengurangi berat juga memberikan perlindungan terhadap lingkungan ekstrem di luar angkasa. Sumber Daya pada umumnya menggunakan panel surya dan baterai untuk cadangan penyimpanan.Â
Sistem Komunikasi tersusun dari antena dan transceiver, yang digunakan untuk mengirim dan menerima data. Sistem kendali ditanamkan, untuk mengatur pergerakan dan perputaran arah, umumnya dengan penggunaan giroskop atau roda reaksi. Dalam hal misi yang diemban, satelit nano dilengkapi dengan berbagai sensor, seperti kamera, spektrometer, atau magnetometer.Â
Satelit nano dapat diluncurkan ke berbagai jenis orbit tergantung pada tujuannya, baik pada orbit rendah (LEO) dengan ketinggian sekitar 160 hingga 2.000 km, orbit menengah (MEO) antara 2.000 hingga 35.786 km dan orbit Geostasioner (GEO) pada ketinggian sekitar 36.000 km di atas permukaan bumi.Â
Seiring perkembangan teknologi, kemampuan satelit nano terus meningkat. Dari faktor Miniaturisasi Teknologi, bentuknya menjadi lebih kecil namun tetap memiliki kinerja yang tinggi. Sedangkan dilihat dari segi biaya produksi dan peluncuran, membutuhkan dana yang lebih rendah sehingga memiliki nilai ekonomis, serta dapat diluncurkan bersamaan dengan satelit yang lebih besar dalam satu roket.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa satelit nano merupakan sebuah solusi teknologi di ruang angkasa yang menawarkan fleksibilitas, efisiensi dan kolaborasi berbagai misi. Dengan ukuran yang kecil, satelit nano mampu menghadirkan kemampuan yang setara dengan satelit konvensional dalam beberapa aspek, dan bahkan memiliki kelebihan dalam hal fleksibilitas dan biaya. Teknologi ini diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan miniaturisasi komponen dan peningkatan kemampuan sensor serta perangkat komunikasi.