Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Setelah Harga Skincare Vs Harga Beras, Selanjutnya Apalagi?

20 Mei 2024   13:03 Diperbarui: 20 Mei 2024   13:18 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar: facebook.com/micecartoonofficial)

Anda tentu masih ingat beberapa waktu lalu terjadi kehebohan karena naiknya harga beras yang di luar kebiasaan, bahkan di bulan Maret 2024 saja, beras premium mencapai Rp. 18.000 per kg.

Namun yang sebenarnya yang membuat heboh masyarakat bukan harga berasnya yang naik, namun pernyataam dari mantan Bupati Purwakarta yang juga anggota DPR dari Partai Grerindra, yang menyatakan "Harga skincare, rokok, HP, motor, baju naik diam saja, tetap beli. Giliran harga beras naik ribut semuanya, seperti dunia mau kiamat."

Terlepas dari adanya kenaikan harga beras yang terjadi atau pun kenaikan harga lainnya, bahkan yang terbaru yaitu ramai naiknya UKT (Uang Kuliah Tunggal) dan IPI (Iuran Pengembangan Institusi), hal ini memberikan pelajaran penting bahwa segala sesuatunya harus dipersiapkan, apalagi untuk kebutuhan primer.

Menyikapi Berbagai Kenaikan Harga, Baik Kebutuhan Primer atau pun Pendidikan Anak

Pada dasarnya sebagai masyarakat memang tidak bisa menghindari adanya kenaikan harga barang, produk dan juga biaya hidup. Namun yang bisa dilakukan adalah menyikapi dengan bijak segala perubahan yang terjadi.

Terasa berat memang, dimana semua harga naik, akibat inflasi dan resesi, namun pendapatan tidak naik, tapi hanya itu-itu saja, bahkan semakin tidak menentu, khususnya yang bergerak di sektor non formal.

Bahkan dari beberapa catatan yang telah dihimpun beberapa waktu lalu, untuk gaji atau upah buruh di semua daerah meskipun sudah ditetapkan besaran upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten/kota (UMK), namun besaran yang sudah ditetapkan tersebut tidak mencukupi kebutuhan dasar hidup sehari-hari.

Memang hal tersebut simalakama, di tengah semakin turunnya daya beli, tuntutan kenaikan upah, membuat banyak perusahaan yang ada akhirnya mengalami kebangkrutan dan memilih menutup pabriknya.

Bagi sebagian masyarakat yang memahami dan tidak bisa berbuat apa-apa dengan segala kenaikan yang terjadi, maka yang bisa dilakukan adalah menyikapinya dengan bijak, khususnya untuk kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok tersebut.

Cara yang paling mudah dalam menghadapi kenaikan harga, dan agar bisa memenuhi kebutuhan, bisa dilakukan dengan cara, sebagai berikut:

  • Memperketat pengeluaran untuk kebutuhan lain (Uang dipergunakan bila benar-benar sangat membutuhkan).
  • Mengurangi porsi belanja.

Pentingnya Mempersiapkan Dana Darurat dan Dana Pendidikan 

Berbagai kenaikan produk yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, dan yang sedang ramai dibicarakan, seperti kenaikan UKT (Uang Kuliah Tunggal) membuat kita harus menyadari bahwa meskipun pendapatan yang didapatkan pas-pasan, tapi kita harus mulai memaksakan diri untuk menyiapkan dana-dana yang penting untuk hidup nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun