Ada pun 'Laku Papat' menandakan istilah tindakan saat Hari Raya Idul Fitri, yaitu lebaran, luberan, leburan dan laburan. (anjangsana.id)
'Lebaran' menandakan berakhirnya waktu berpuasa di bulan Ramadan, 'Luberan' memiliki arti suatu ajakan untuk bersedekah melalui zakat fitrah, 'Leburan' hal ini menujukkan sebuah tanda leburnya dosa dan kesalahan, dan 'Laburan' berarti sebuah harapan agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin.
Dalam masyarakat Jawa, ketupat dibuat dengan bentuk yang mewujudkan Kiblat papat limo panjer. Hal ini bermakna yang bisa dilihat dari bentuknya, maka berarti empat arah mata angin utama, yaitu timur, selatan, barat dan utara. Namun hanya ada satu Kiblat.
Pada sisi ketupat yang berjumlah empat memiliki arti sebagai empat macam nafsu yang dimiliki manusia dan nafsu tersebut bisa dikalahkan dengan puasa Ramadan.
Dan bentuk ketupat tersebut mewujudkan lambang kemenangan umat Islam di Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.
Opor Ayam, Resep Warisan Eyang Putri yang Tiada Banding
Tidak tahu mengapa opor ayam, ketupat dan menu dari nasi seperti lontong selalu habis menjadi tujuan kuliner saat momen lebaran ini.
Apakah karena hanya ada saat momen lebaran saja, yang menjadikan menu enak ini selalu habis tak tersisa, semua pasti ada alasannya, yang pasti karena opor ayam ini menggunakan resep khas dari Eyang Putri dan dibuat dengan rasa cinta menjadikan kenikmatan opor ayam ini selalu terjaga.
Sebenarnya bahan membuat opor ayam ini sama saja dengan resep lainnya. Coba bandingkan, untuk membuat resep khas Eyang Putri hanya butuh (setengah) potong ayam, kemudian dipotong dengan ukuran kecil, rebus sampai ayam terasa empuk.
Ada pun bahan-bahan lain yang dibutuhkan, antara lain:
- Kunyit bubuk 1 sendok makan.
- Ketumbar 1 sendok teh.
- Lada 1 sendok teh.
- Garam secukupnya.
- Penyedap rasa secukupnya.
- Gula secukupnya.
- Santan kental 1 bungkus
Jangan lupa siapkan bahan rahasia "suku kental manis 2 sendok makan".