Apa kabar semuanya? Sepertinya kali ini harus berterima kasih pada Kompal, karena setelah 3 bulan libur menulis, hati ini tergerak untuk menulis kembali di Kompasiana, karena kerinduan akan Palembang dengan tema "menduniakan pempek, mengenalkan Palembang".
Sepertinya terlalu naif bila kerinduan akan suatu kota, khususnya kuliner membuat seseorang ingin menulis kembali. Ya, inilah yang terjadi, ingatan tentang Palembang karena tugas kantor menjadi awal Saya bisa menjejakkan kaki di kota terbesar kedua di Pulau Sumatera.
Banyak hal yang bisa disampaikan tentang Palembang, mulai dari sejarah, keindahan kota hingga yang tidak bisa ditinggalkan adalah kuliner khas, salah satunya pempek.
Bagi mereka yang bukan asli Palembang, maka melihat suatu kota biasanya dilihat dari ciri khas yang menarik dari kota itu, pempek salah satunya. Semua sepakat bahwa pempek adalah makanan asli khas Palembang.
Bahkan siapa yang mengira, perjalanan dinas di tahun 2012 bisa membawa Saya mengunjungi Kota Palembang, dan mencicipi sajian nikmat pempek, atau bisa dikatakan "2012 menjadi awal mengenal Pempek di kota asalnya-Palembang".
Ini yang menarik, kota yang dikenal dengan "Wong Kito Galo" telah membawa Saya mengenal berbagai sajian kuliner enak, dan membuat Saya tertarik untuk membawa pulang ke rumah sebagai oleh-oleh.
"Pempek" Kuliner Khas Palembang yang Tidak Boleh Dilewatkan
Kalau ada yang bertanya mengapa hanya membahas pempek? Satu jawaban pasti, adalah karena pempek inilah yang membuat Saya jatuh cinta dengan makanan khas Wong Kito Galo ini.
Bahkan saat pulang ke Surabaya, Saya mulai penasaran dengan rasa pempek yang ada di Kota Surabaya dan membandingkan rasanya dengan yang asli dari Palembang.
Tidak perlu ditanya, bahkaan siapa pun tahu kalau pempek adalah makanan khas Palembang. Tidak hanya itu, pempek sudah menjadi ikon Kota Palembang. Bahkan karena sangat terkenalnya makanan khas ini, bisa mengalahkan hal menarik lainnya dari Kota Palembang.
Apa benar begitu? Sebagai orang luar Palembang, tentu yang dilihat pertama kali adalah yang menarik dari suatu daerah, salah satunya adalah jajanan atau kuliner yang sangat disukai, meskipun kita belum mencobanya.
Bagi masyarakat Palembang, menikmati pempek seperti menikmati nasi dengan lauk tahu tempe, berbeda dengan masyarakat daerah lain yang menganggap pempek adalah jajanan atau kuliner istimewa yang hanya bisa didapatkan di tempat khusus penjual pempek atau gerai pempek di mall-mall.
Bila Anda datang ke Palembang, jangan kaget bila melihat makanan khas Palembang ini menjadi sajian kuliner sehari-hari, bahkan di warung-warung makanan di Palembang, sajian olahan dari ikan dengan mudah ditemui di meja tanpa dipesan. Bahkan yang mengagetkan, masyarakat Palembang sudah terbiasa sarapan dengan menikmati atau biasa disebut dengan "menghirup cuko" yaitu meminum kuah pempek yang dibuat dari gula aren, cabai bawang dan asam.
Sebagai pecinta kuliner tentu Anda penasaran bagaimana membuat sajian nikmat kuliner ini. Pempek sebagai makanan ikon orang Palembang dibuat dari ikan yang kemudian digiling sampai halus baru kemudian dicampur dengan tepung sagu, garam dan juga air. Baru kemudian, adonan ini dibentuk menjadi berbagai ragam pempek, seperti telur, lenjer, atau pempek kapal selam yang terkenal itu, sebelum kemudian direbus dan digoreng.
Dalam penyajiannya, pempek disajikan dengan kuah cuko pedas. Terdapat berbagai variasi pempek yang saat ini sangat dikenal di penjuru nusantara, seperti pempek kapal selam, pempek lenjer dan pempek adaan.
Mengenal Pempek, Sajian Kuliner Indonesia yang Menggugah Selera
Menikmati sajian kuliner, tanpa tahu bagaimana asal usul sajian kuliner tersebut memang sah-sah saja. Namun mencintai sajian kuliner khususnya pempek dan mengetahui asal usul kuliner pempek, tentu menjadi hal yang menarik.
Telah kita ketahui, sajian kuliner dari Kota Palembang ini sudah sangat dikenal tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di luar negeri, apalagi dengan rasanya yang lezat dan unik, menjadikan sajian kuliner sangat disukai.
Menurut berbagai sumber, ada yang mengatakan pempek pertama kali muncul sekitar abad ke-16, yang ditemukan oleh Togean, seorang wanita muda yang menemukan resep pempek secara tidak sengaja, saat mencampurkan ikan yang sudah busuk dengan sagu dan bahan lainnya, yang kemudain digoreng, dan rasanya sangat lezat.
Namun ada yang mengatakan bahwa hadirnya pempek karena pengaruh budaya Tionghoa yang sudah lama di Palembang.
Dan seiring berjalannya waktu , sajian kuliner pempek mengalami perkembangan  dengan berbagai jenis variasi, antara lain:
- Pempek lenjer, yaitu pempek yang berbentuk pipih dan panjang, dengan rasanya yang kenyal dan gurih.
- Pempek kapal selam, yaitu pempek lenjer yang diisi dengan telur ayam rebus pada bagian tengahnya, dan saat dipotong pada bagian tengah akan terlihat seperti kapal selam.
- Pempek kulit, yaitu pempek yang dibuat dari campuran kulit ikan yang kemudian dihaluskan dengan tepung sagu, dengan teksturnya yang kenyal dan sedikit crispy.
- Pempek adaan, yaitu pempek dengan bentuk bulat dengan permukaan yang agak kasar.
Kenikmatan pempek, kurang pas bila belum dinikmati dengan sausnya yang disebut dnegan 'cuko' yaitu saus khas pempek. Cuko ini dibuat dari campuran kuah kaldu ikan, gula merah, asam jawa, dan bumbu lainnya.
Menduniakan Pempek, Menduniakan Kuliner Indonesia
Sebagai pecinta kuliner Indonesia, kita sudah seharusnya berbangga , karean sudah mulai banyak makanan khas Indonesia yang diakui dunia.
Begitu pula pula dengan pempek, dirilis dari Taste Atlas, yang merupakan sebuah situs berburu makanan global yang selelu merilis peringkat tahunan untuk masakan, hidangan, kota makanan, produk makanan, dan bahan makanan terbaik, serta legendaris dan buku resep dari seluruh dunia kembali mengeluarkan daftar 100 Makanan Terenak di Dunia, Best Cuisines in the World tahun 2023.
Dari sekian banyak jenis kuliner Indonesia yang menduduki peringkat tertinggi dari berbagai sisi kategori kuliner, terdapat satu kategori yang sengat membanggakan dalam penentuan Best Cuisines in the World tahun 2023 per 13 Maret 2023, khususnya untuk sajian kuliner khas kota Palembang ini. Pempek sebagai makanan khas Indonesia yang menggunakan bahan dasar ikan ini berhasil menempati posisi keempat Best Fish Dishes mengalahkan maguro nigiri sushi yang berasal dari Jepang. Â
Dengan melihat penilaian tersebut maka sangat benar apa yang disampaikan Prof. Dr. Rindit Pambayun, seorang Guru Besar Teknologi Pangan Universitas Sriwijaya dalam bsn.go.id, yang menyampaikan bahwa pempek sangat layak mendunia.
Terdapat berbagai alasan mengapa pempek layak mendunia, antara lain:
- Pempek adalah Indigenous (makanan asli Indoensia dari Palembang), selain itu pempek sudah menjadi bagian budaya dan sejarah masyarakat Palembang. Bahkan pempek oleh Pemerintah RI (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) pada tanggal 17 Oktober 2014, pempek sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda.
- Pempek ini sangat distinctive, yang mampu membuat orang yang tidak suka ikan menjadi suka.
- Pempek sangat marketable atau mudah dipasarkan, karena sajian makanna ini disukai oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk turis mancanegara yang datang ke Indonesia.
- Pempek menjadi functional food, selain bergizi dan memiliki protein tinggi yang memiliki manfaat untuk kesehatan dan menambah nafsu makan anak-anak.
- Pempek menjadi sumber pangan tradisional yang secara ilmiah, mampu dibutktikan secara ilmiah karena memiliki kandungan gizi dan bermanfaat bagi kesehatan.
Menjadikan menarik dengan pempek khas Palembang sebagai salah satu kuliner Indonesia yang diakui dan menjadi kebanggan masyarakat Indonesia. Bahkan dengan kelezatan dan keunikan rasanya membuat para pecinta kuliner Indonesia memercayakan pemeek sebagai makanan lezat dunia yang mengalahkan kuliner dari negara lain. Semoga informasi tentang "menduniakan pempek, mengenalkan Palembang" ini menjadi tambahan informasi untuk mengenal Palembang khususnya tentang kuliner ikonik khas Palembang.
