Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Omset Turun? Coba Naikkan dengan "Community Marketing Model"

3 Juni 2023   08:18 Diperbarui: 4 Juni 2023   06:27 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah community marketing model (Sumber gambar: Priscilla Du Preez/Unsplash via inmarketing.id)

Pada dasarnya kedekatan dengan pelanggan sudah dilakukan oleh para pebisnis termasuk dengan tim marketingnya, namun biasanya hanya sekadar formalitas hanya sekadar hubungan antara penjual dan pelanggan. 

Saat ini di mana terjadi perubahan bisnis, maka dekat dengan para pelanggan saja sudah tidak cukup, maka perlru dilakukan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dilakukan perusahan pesaing. 

Community marketing bisa menjadi alternatif strategi yang menarik bagi para pebisnis untuk bisa memperoleh sustainable competitive advantage bagi perusahaan.

Community Marketing Model adalah Bagian dari Komunikasi Marketing

Istilah "community marketing model" mungkin jarang sekali didengar, apalagi hampir tidak ada literatur pemasaran yang secara khusus membahas tentang community marketing ini.

Sebenarnya pada hakekatnya community marketing adalah satu bagian dari marketing communication atau kalau melihat teori pemasaran yang sering dipelajari, community marketing ini merupakan bagian dari promotion mix.

Terdapat referensi menarik tentang community marketing, yang ditulis oleh Julie Wassom dalam artikelnya yang berjudul "Community Marketing Made Easy" dalam situs childrenexchange, yang disampaikan bahwa community marketing merupakan bagian dari promotion mix dalam bauran pemasaran (marketing mix).

Community marketing sendiri adalah suatu konsep yang digunakan dengan memanfaatkan komunitas masyarakat tertentu dalam mengkomunikasikan dan memasarkan produk perusahaan secara tidak langsung dengan loyalitas customer sebagai tujuan akhirnya.

Pada dasarnya dalam kondisi bisnis yang sedang sepi dan lesu, harus dilakukan suatu terobosan (breakthrough), dan tidak bisa kita hanya mengandalkan konsumen yang datang dengan suka rela ke tempat usaha kita.

Ada satu cara menarik yang sudah menjadi cara pemasaran lama dan bisa diaplikasikan dalam kondisi saat ini, ternyata pemasaran dari mulut ke mulut atau word of mouth communication yang sudah diakukan para pedagang sejak dulu kala, dan ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa. 

Hal ini menjadi dasar terwujudnya konsep community marketing, yang pada akhirnya para pembeli hanya membeli berdasarkan referensi dari komunitas yang menyebar pada teman, keluarga atau siapa pun yang bisa menjadi referensi.

Begitu pula dalam community, sebagai seorang pebisnis, maka dituntut berkorban, minimal waktu untuk masuk pada komunitas tertentu, dan ini yang membedakan model bisnis jaman dulu dengan jaman sekarang.

Pada dasarnya orang cenderung mencari referensi di dalam komunitasnya, karena sudah saling mengenal dengan baik, karena sejak lahir secara alami, manusia sangat tergantung pada lingkungan terdekatnya, yaitu komunitasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun