Bila dikaitkan dengan kondisi bisnis, maka nrimo ing pandum atau kata nikmati yang tersaji adalah suatu falsafah kehidupan orang  Jawa, yang mengandung ajaran agar bisa mensyukuri segala sesuatu yang sudah diberikan, menerima secara penuh tanpa menuntut sesuatu yang lebih.
Kebanyakan yang terjadi saat ini, dalam berbagai pertemuan dengan beberapa pelaku bisnis, kebanyakan lebih banyak menyalahkan keadaan, bahkan tidak hanya itu, menganggap semua kesalahan ini adalah faktor dari eksternal, misalnya menganggap ini semua salah orang lain, misalnya mulai banyaknya yang berjualan, yang menganggap hal tersebut sebagai faktor turunnya volume pembelian.
Padahal bila dipikir dan juga dengan melihat faktor yang terjadi saat ini, semua orang bahkan di Indonesia mengalami hal yang sama. Disinilah konsep nrimo ing pandum harus bisa diterjemahkan dalam kehidupannya, yang berimpilakasi pada kemampuan diri untuk bisa menguasai dirinya serta juga memasrahkan segala sesuatu di luar kuasa manusia.Â
Selain itu, juga tidak hanya menerima keadaan dengan hanya berpangku tangan, namun tetap berusaha dan meyakini bahwa semua hal yang di luar kuasanya adalah takdir yang mutlak karena kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mungkin disinilah konsep menerima Tuhan yang mengatur segalanya dan kita sebagai pebisnis dalam menjalani bisnis menjadi sebuah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan siapa yang mengira, bila bisnis yang sebelumnya selalu ramai banyak pesanan dari mana-mana, pesanan online sangat banyak hingga sampai overload, namun siapa yang mengira bila terjadi sesuatu yang tidak bisa diprediksi, tidak bisa diketahui apa sebabnya, dan untung tidak membuat para pebisnis tersebut terkena stroke, karena memikirkan hal ini yang tidak tahu bagaimana solusi dan alternatifnya.
Untuk itulah, kata nikmati yang tersaji, dan falsafah hidup nrimo, seharusnya menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipiasahkan dengan kalimat "Nrimo ing pandum, Makaryo ing nyoto", bila diartikan secara satu persatu, maka nrimo berarti menerima, pandum berartti pemberian, sehingga kalimat "nrimo ing pandum" diartikan  sebagai menerima segala pemberian apa adanya tanpa menuntut, sedangkan "makaryo ing nyoto" diartikan sebagai bekerja dengan kesungguhan untuk mewujudkan cita-cita.
Dari sini bisa dipahami bahwa apa pun yang terjadi sejatinya semua harus bisa dimaknai dengan tenang tanpa ada penyesalan dan mengeluh bahwa Anda tahu siapa pun yang memilih jalur bisnis ini sedang mengalami ujian. Yakin saja bahwa kondisi ini hanya sementara, Â semoga sedikit catatan hari ini "nikmati yang tersaji, sebuah falsafah hidup 'nrimo' dalam menghadapi kondisi bisnis yang unpredictable" ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi dalam menghadapi bisnis yang naik turun seperti sat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H