Tentu saja dengan adanya kenaikan pada harga bahan, dan tidak diikiti dengan naiknya harga jual produk akan berpengaruh pada tipisnya profit yang didapat.
Rata-rata para pebisnis masih belum berani menaikkan harga jual, kalau pun berani kenaikan harga tersebut sangat kecil atau tidak banyak. Bila menaikkan harga dengan jumlah yang proporsional, dikhawatirkan pelanggan tidak mau datang. Hal ini menjadi simalakama, tidak menaikkan harga tentu rugi, dinaikkan pelanggan tidak mau datang.
Dari hal tersebut di atas ternyata "popularitas" sebuah tempat kuliner tidak berpengaruh pada keberlangsunagn hidup sebuah usaha. Ternyata selain biaya-biaya tersebut, masih banyak biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan dan dibayarkan dan hal ini sangat memberatkan para pemilik bisnis.
Ditambah lagi dengan naiknya harga sewa, yang bersamaan dengan naiknya harga bahan atau kebutuhan.
Solusi Setelah Tidak Memperpanjang Sewa Tempat Kuliner
Hidup harus terus berjalan, begitu pula dengan bisnis, meskipun tempat usaha harus ditutup, karena naiknya harga sewa. Tentu saja hal ini harus dicari solusinya agar usaha masih bisa berjalan dan tentu saja, agar bisa menghidupi kebutuhan keluarga.
Apa solusi yang bisa dilakukan setelah sewa tempat tidak dilanjutkan?
1. Tetap menjalankan bisnis tersebut.
Tentu saja sangat sayang bila bisnis yang sudah berjalan cukup lama, tetapi tidak diteruskan, maka tetap menjalankan bisnis kuliner tersebut menjadi salah satu jalan.
Caranya adalah dengan memberitahukan kepada para pelanggan bahwa usaha kuliner tersebut masih ada dan siap menerima segala pesanan, meskipun untuk sementara tidak bisa makan di tempat.
2. Menjadikan rumah tinggal sebagai tempat bisnis kuliner dengan konsep "cloud kitchen".
Dari pengalaman terjun ke bisnis kuliner bersama para pebisnis kuliner, biasanya banyak orang yang sedikit kurang nyaman dengan konsep bisnis kuliner tanpa tempat ini. Biasanya masyarakat sering menyebut bisnis kuliner yang dilakukan di rumah ini dengan konsep "ghost kitchen", dengan alasan khawatir kurang bersih atau kurang higienis.