Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Resesi? Jangan Panik, Hadapi dengan Langkah-langkah Ini

5 Mei 2023   10:19 Diperbarui: 5 Mei 2023   10:50 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resesi? Jangan Panik, Hadapi dengan Langkah-langkah Ini  - Tidak terasa, bulan ini sudah menginjak bulan ke-5 di tahun 2023. Waktu terus berjalan, dan banyak yang mengatakan kondisi ekonomi tidak seindah sebelum tahun 2023. Bagi para entrepreneur atau pedagang atau pebisnis atau sebutan yang sama, banyak yang menganggap tahun ini menjadi tahun yang berat, butuh energi luar biasa untuk bisa bertahan melalui dinamika tahun 2023 ini.

Bertahun-tahun membersamai pengusaha UMKM, memang baru kali ini merasakan kondisi ekonomi sedikit berbeda. Kalau Anda sering turun ke bawah, ke pasar tradisional, atau membeli produk-produk UMKM, dan sering berinteraksi dengan mereka, kalau ditanya mereka pun tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini.

Bahkan dengan kondisi seperti ini banyak yang mengatakan saat ini sedang terjadi resesi, krisis ekonomi atau berbagai istilah yag mereka sendiri tidak tahu maksudnya, namun bagi mereka sangat berpengaruh pada kondisi kehidupan mereka.

Ada yang Bilang 2023 Tahun Bangkitnya UMKM, Lha Kok?

Hanya satu kata semangat untuk bisa bangkit yang bisa disampaikan kali ini, memang pernah ada yang mengatakan bahwa tahun 2023 menjadi tahun bangkitnya UMKM meskipun apa pun kodnisinya. Namun semua harus realistis, kondisi yang seperti ini memang tidak bisa didiamkan begitu saja, apalagi kondisi resesi ini sungguh sangat menghantam perekonomian, khususnya pada pebisnis atau pun pedagang UMKM.

Berbicara tentang resesi, yang kemarin menjadi topik hangat apalagi setelah Ibu Sri Mulyani, Menteri Keungan RI yang menyampaikan bahwa pada tahun 2023 diproyeksikan dunia secara bersama-sama akan terjun ke jurang resesi.

Penyebabnya memang tidak lain (mengutip dari Kompas.com) disebabkan karena melesatnya harga pangan dan energi di sejumlah negara, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat yang menjadi pemicuya.

Yang menjadi pertanyaan adalah apa beda resesi dan krisis yang sering disebut orang-orang yang menjadi salah kaprah dalam penyebutannya?

Menurut Bhima Yudhistira, yang merupakan Direktur of Economic and Law Studies (CELIOS), sebagaimana dikutip dari Kompas.com, maka resesi merupakan suatu penurunan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dua kuartal berturut-turut.

Nastional Bureau of Economic Research (NBER) lembaga penelitian di Amerika Serikat, juga memberikan definisi yang sama tentang resesi ini, yaitu indikasi turunnya daya beli masyarakat secara umum dan naiknya angka pengangguran.

Nah... apa yang membedakan resesi dengan krisis ekonomi? Kalau krisis ekonomi  adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan beberapa indikator ekonomi, contohnya dalam krisis ekonomi yang turun seperti nilai tukar rupiah, sektor keuangan dan juga turunnya kinerja perbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun