Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Temukan Makna di Bulan Syawal dengan Saling Maaf-Memaafkan

29 April 2023   07:28 Diperbarui: 29 April 2023   07:41 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahmi saat Hari Raya Idul Fitri (Sumber: Dokumen pribadi) 

Ada apa dengan "maaf"? Selama ini kata 'maaf' sering menjadi senjata bahkan alasan untuk menghindari sesuatu. Namun, kata maaf bila digunakan dengan tulus dan penuh keikhlasan akan menentramkan hati, baik yang meminta maaf dan yang dimintai maaf. Maka temukan makna di bulan Syawal dengan saling maaf-memaafkan, terlepas dari apa pun keadaan, waktu dan kondisinya.

Bisa memberi maaf orang lain pun sama, diperlukan kekuatan hati dan keikhlasan hati yang luar biasa. Karena sebagai orang yang tersakiti, entah moril atau pun materi pasti memiliki sakit yang luar biasa.

Setelah Ramadan dan memasuki bulan Syawal ini menjadi ajang dan momentum untuk bersilaturahmi. Bila bulan Ramadan kemarin adalah waktu yang sangat tepat untuk memperbaiki hubungan pribadi dengan Alloh SWT, maka di bulan Syawal dengan Idul Fitri yang sudah dilaksanakan kemarin menjadi waktu terbaik menjalin silaturahmi dengan sesama, salah satunya dengan memaafkan orang lain.

Berat? Pasti Berat... Namun yakin, dengan bersungguh-sungguh melakukan silaturahmi dan juga tulus memaafkan orang lain, dapat dipastikan akan tumbuh ketenangan dan ketentraman hati.

Silaturahmi Sarana Saling Maaf dan Memaafkan

Mungkin pernah terlintas di benak Anda atau kita semua, mengikuti ajang atau acara silaturahmi yang hanya ingin menuntaskan kewajiban, sekedar mengikuti acara formalitas, namun hati masih panas.

Kalau "Ya" pernah terjadi hal seperti itu, sudah sepatutnya mulai dari sekarang, kita harus mengevaluasi diri apalagi dengan hadirnya Idul Fitri yang memiliki makna membersihkan hati.

Silaturahmi yang seperti itu yang hanya melaksanakan sekedar formalitas dan sosial belaka akan sangat kering makna. Tentu saja silaturahmi yang bersifat formalitas, hanya akan menyimpan kemarahan, benci dan pada akhirnya seperti tidak pernah ada silaturahmi dan saling memaafkan.

Silaturahmi saat Hari Raya Idul Fitri (Sumber: Dokumen pribadi) 
Silaturahmi saat Hari Raya Idul Fitri (Sumber: Dokumen pribadi) 

Maka dari itu, diperlukan rumus simpel dan mudah, yaitu dengan selalu memupuk rasa syukur. Dengan selalu memupuk rasa syukur akan terwujud kebahagiaan, dan jika hati bahagia, maka hubungan sosial akan baik, dan selalu berpandangan positif pada orang lain.

Meminta maaf dan memberi maaf dibutuhkan suatu ketulusan, yang harus didasari dengan pedoman bahwa "manusia tidak akan lepas dari salah dan hilaf". Maka tidak ada di dunia ini manusia yang sempurna, sehingga bila ada orang yang bersalah, tidak ada alasan untuk tidak memaafkannya.

Ternyata Bisa Memaafkan Orang Lain Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh

Siapa yang mengira kalau "memaafkan" sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Memaafkan adalah cara seseorang dalam melepaskan dendam atau marah, rasa kesal dan kecewa pada orang lain. Tidak hanya sekedar kata maaf saja, namun memaafkan adalah suatu cara untuk menunjukkan empati sebagai bentuk pengampunan pada mereka yang telah menyakiti.

Dikutip dari aswata.co.id, maka terdapat manfaat dengan saling memaafkan bagi kesehatan tubuh, antara lain:

1. Bisa meningkatkan kesehatan mental.

Dalam studinya, Annals of Behavioral Medice, menyampaikan bahwa "memaafkan akan membuat tubuh menjadi lebih rileks".

Dengan memberi maaf akan mengurangi  timbulnya rasa stres, dan pada akhirnya akan memberikan kesehatan mental terbaik pada seseorang.

2. Mengatur emosi menjadi lebih baik.

Dapat diakui, biasanya akan ada rasa enggan untuk memaafkan, rasa enggan ini akan membuat dirinya berada pada fase yang berlebihan dan pada akhirnya sulit mengontrol emosi. Dan yang sering terjadi adalah timbulnya risiko tekanan darah tinggi.

Hal berbeda, bisa rasa marah yang ada bisa diredam dan diganti dengan belajar memaafkan. Tentu saja proses ini akan membantu dalam mengontrol emosi, yang akan menyehatkan tubuh.

3. Menjaga kesehatan jantung menjadi lebih baik.

Menurut Karen Swartz, mereka yang mudah menyimpan rasa dendam  dan enggan memaafkan akan mudah emosi, keadaan ini akan membuat otot-otot tubuh menjadi tegang yang menjadikan detak jantung menjadi tidak beraturan.

Rasa dendam dan marah yang luar biasa selalu dihubungkan dengan tekanan darah tinggi, dan tentu saja hal ini tidak bagus untuk jantung. Dengan memaafkan, akan menjadikan tubuh lebih rileks, sehingga bisa menjaga kesehatan jantung menjadi lebih baik.

4. Meningkatkan sistem imun tubuh.

Ternyata memaafkan juga dihubungkan dengan perubahan respon pada imun tubuh. Bahkan dari penelitian, proses memaafkan ini bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang.

5. Mengurangi rasa stres.

Ada benarnya, dengan memaafkan bisa mengurangi efek negatif dari marah, dan memaafkan bisa menjadi sarana relaksasi yang bisa mengurangi tingkat stres. Meningkatnya stres ternyata bisa mengganggu masalah tidur, seperti timbulnya insomia.

Jadi masih bisa memaafkan kan? Ada quote terbaik dari Norman Cousins, seorang jurnalis politik Amerika, yang juga seorang penulis, profesor, dan penasihat perdamaian dunia, yang mengatakan:

Life is andventure in forgiveness.

Semoga sedikit catatan "temukan makna di bulan Syawal dengan saling maaf-memaafkan" ini bisa menjadi referensi untuk kita bahwa sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak mampu memberi maaf, karena pada dasarnya kita juga pernah salah pada orang lain. Dengan memaafkan menjadi jalan kita untuk menghapus dosa-doa kita pada orang lain. Semoga bermakna dan bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun