Tidak ada yang lebih indah, selain bisa menikmati keindahan hidup. Seperti pagi tadi, sambil menikmati jalan-jalan di acara CFD (Car Free Day), kita bisa menikmati berbagai aktivitas masyarakat yang tumpek blek menjadi satu dalam sebuah area bebas asap polusi. Ada satu yang menarik perhatian kami setelah melakukan jalan pagi, yaitu aneka jajanan dan makanan yag tentunya enak. Molen, jajanan isi pisang yang manis dan enak tidak luput dari perhatian kami.
Ada yang bilang kebanyakan menikmati gorengan, tidak baik untuk kesehatan. Namun kali ini sepertinya himbauan sedikit kami abaikan, karena jajanan ini memang benar-benar enak, apalagi setelah sekian lama tidak menikmati jajanan gorengan kaki lima ini.
Molen Pisang, Si Jajanan Kaki Lima Favorit
Molen… Dengan berkembangnya waktu, tentu molen tidak hanya isi pisang saja. Saat ini molen sudah memiliki banyak variasi dengan berbagai macam isian, mulai dari kacang hijau, coklat, keju dan isian lainnya.
Meskipun jajanan ini banyak tersebar di seluruh penjuru Indonesia, namuan banyak yang belum tahu kalau jajanan kaki lima yang enak dan gurih ini berasal dari Bandung. Rasanya yang manis apalagi dengan isian pisangnya menjadikan kue ini sebagai salah satu cemilan favorit.
Baca juga: Strudel khas Wong Lumajang.
Dalam proses pembuatannya pun kalau kita lihat abang gorengan penjual molen ini membuat molen, maka kue ini dibuat denga melapisi gulung lembar adonan yang lebih dikenal dengan pastri dengan isian pisang, baru kemudian digoreng dengan minyak.
Bahan untuk membuat gulungan ini pun sangat sederhana, dengan menggunakan tepung terigu, beberapa gram gula halus, baking powder, telur ayam, margarin dan juga minyak goreng.
Terkenal Sejak Tahun 90-an
Sebagai penggemar gorengan, salah satunya molen pisang, tentu banyak yang tidak tahu kalau cemilan ini populer sejak lama.
Bahkan dikutip dari historia.id, camilan ini sudah hadir sejak era tahun 90-an, bahkan dengan kepopulerannya, molen masuk dalam karya sastra sejaman, yaitu dalam novel "Perang" karya Putu Wijaya.
Dalam beberapa kutipan di novel Perang tersebut, dikatakan tentang kehadiran molen yang dibarengi dengan kopi menjadi makanan yang mencairkan suasana politik yang sedang memanas.