Pukul 21.30 WIB menjelang tutup toko, tiba-tiba WA saya berbunyi, ternyata salah satu teman yang juga pengusaha kuliner di daerah Saya mengajak bertemu walau sebentar, katanya sih ingin ngobrol, dan minta ijin juga mengajak beberapa teman yang juga pelaku usaha kuliner yang kebetulan berada di dekat ruko tempat saya.Â
Saya pun meng-iyakan hitung-hitung ingin tahu perkembangan kondisi usaha dari mereka, yang selama ini dikeluhkannya dan juga berbagai hal yang terjadi. Catatan dan sedikit rangkuman tersebut akhirnya Saya beri judul "secangkir kopi semangat di Sabtu malam 14 Januari 2023.
Dan benar ternyata ada beberapa orang yang datang, sambil tersenyum semua sepertinya sudah siap dengan berbagai hal yang ingin dilontarkan.Â
Bahkan seperti ada ketidaksinkronan antara kecepatan berbicara dengan kecepatan berpikir yang menunjukkan beban berat yang dialaminya.
Hanya Kopi Aceh Tarik, Pengganti Secangkir Kopi Hitam di Malam Ini
Diam dan mendengarkan, sambil menikmati kopi Aceh tarik menjadi senjata Saya menghadapi beberapa orang, yang Saya anggap teman, meskipun hanya sering bertemu saat Saya rehat beberapa waktu, dan itu pun bertemu hanya untuk menikmati satu  dua biji tahu sumedang, r menikmati nasi goreng yang mereka jual.
Yang mereka sampaikan adalah keluhan biasa pedagang kecil, pedagang UKM yang mengeluhkan tentang beratnya hidup ini, apalagi setelah kenaikan harga BBM di Bulan September 2022 lalu.Â
Bahkan Cak Geng yang merupakan nasi dan mi goreng yang nongkrong di dekat perempatan lampu merah sudah mengatakan akan menjual gerobaknya dan tadi sore sudah ada yang ngasih DP. Belum lagi Kang Nana yang mau pulang ke kampung mau nyari utangan ke saudara, buat tambahan modal, dan berbagai hal dengan cerita yang hampir sama.
Saya sendiri tidak tahu harus berbicara apa, modal juga tidak bisa memberi, menyarankan utang bank, mereka jelas gak punya agunan atau bila disarankan mengajukan pinjaman usaha lunak prosesnya berbelit. Kalau dahulu Saya selalu memberikan saran "Sabar", dengan sabar akan diangkat derajatnya oleh Alloh SWT.Â
Namun kali ini, Saya tidak berani mengatakannya, dengan wajah-wajah suram, suntuk tidak dapat uang, tentu yang hanya bisa Saya lakukan hanya mendengarkan dan mengangguk pilu, sambil berkata di dalam hati, "SAMA MAS, tidak sampeyan saja yang mumet, sama saya juga".
Kekuatan "Believe" dan "Optimis"
Jadilah berbeda, mungkin itu yang bisa Saya sampaikan di tulisan ini, di tengah carut marutnya kondisi saat ini, dimana setiap orang harus bisa menolong dirinya sendiri, maka memiliki semnagat dan tekad untuk bangkit menjadi satu kata kunci untuk bisa bertahan dalam bisnisnya.