Mohon tunggu...
Muhamad Firmansyah
Muhamad Firmansyah Mohon Tunggu... Aktivis Sosial -

Aktivis Sosial - Human Resource Manager Indonesia Food Bank Foundation. Visit us: http://www.indonesiafoodbank.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Klinik Jamu: Transformasi Industri Farmasi Halal Indonesia

16 November 2017   06:10 Diperbarui: 16 November 2017   09:03 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jamu modern (Sumber : Sajen Jamu)

Secara umum, pada perilaku konsumen terjadi perbedaan yang  disebabkan faktor budaya, seperti budaya memengaruhi struktur konsumsi dan budaya memengaruhi individu dalam mengambil keputusan. Budaya adalah variableutama dalam penciptaan dan komunikasi makna didalam produk. Berdasarkan faktor budaya inilah keputusan pembelian masyarakat Indonesia cenderung untuk back to nature(kembali menggunakan produk dari alam) serta lebih memilih pengobatan tradisional daripada pengobatan modern. Indonesia sendiri cara ini sudah dikenal sejak puluhan tahun silam, salah satu produknya adalah jamu. Permasalahannya adalah banyak pula produsen jamu yang memasukan bahan kimia berdosis tinggi ke dalam racikannya yang jelas membahayakan konsumen.

Berdasarkan pengetahuan penulis produk jamu sendiri sangat variatif namun sosialisasi ke masyarakat akan hal ini sangat minim. Sehingga banyak merk jamu yang berkualitas dan halal tetapi tidak diketahui oleh konsumen secara luas, seperti beberapa produk jamu keluaran PT. Sido Muncul yang berkhasiat dalam mengobati penyakit serius (tumor dan kanker). 

Hal inilah yang membuat advertising sangat dibutuhkan oleh perusahaan produsen jamu. Selain itu, gaya hidup modern membuat masyarakat lebih suka dengan tempat yang nyaman ketika berbelanja. Begitupun dalam hal memperoleh kesembuhan. Konsumen menginginkan lingkungan yang nyaman dan aman. Oleh karena itu warung-warung jamu yang terdapat saat ini menurut penulis kurang sesuai dengan permintaan tersebut.

Sebuah penelitian oleh Jusmaliani dan Nasution dalam Soesilowati (2009) dengan menggunakan responden Muslim Indonesia yang tinggal di Jakarta (87) dan Melbourne (73), menunjukkan 80% responden menyatakan sangat setuju bahwa mengkonsumsi produk halal adalah penting.  Dari dua fakta tersebut dapat ditarik benang merah bahwa masyarakat Indonesia menginginkan obat herbal (jamu) yang halal untuk dikonsumsi.

Oleh karena itu, melihat potensi pasar industri farmasi jamu, tidak hanya membuat brand terhadap produk farmasi jamu-jamu, tetapi revitalisasi pasar jamu juga sangat dibutuhkan, yaitu transformasi warung jamu pinggir jalan menjadi sebuah klinik jamu yang lebih modern sehingga jamu dapat bersaing tidak hanya dipasar Indonesia tetapi juga pasar global.

Solusinya adalah mentransformasi warung-warung jamu yang ada menjadi klinik jamu, disamping mengoptimalkan sosialisasi melalui advertising. Klinik jamu menyediakan jasa konsultasi baik jasmani maupun rohani serta menjual produk-produk jamu bersertifikasi halal. Penyediaan jasa konsultasi jasmani bertujuan untuk mengetahui penyakit pasien sehingga dapat diketahui jamu apa yang perlu dikonsumsi. Sementara itu konsultasi rohani memiliki tujuan untuk men-charge iman sehingga diharapkan pasien bukan hanya sembuh secara lahiriah pun juga batiniah.

Transformasi ini tidak sekedar merubah citra warung menjadi klinik tetapi juga membangun sistem terstruktur yang melibatkan instansi pemerintah sebagai pengawas. Dalam hal ini penulis merekomendasikan LPPOM MUI dan BPOM sebagai badan pengawas klinik-klinik jamu. Pengawasan dapat dilakukan tiap bulan oleh MUI & BPOM di masing-masing provinsi, baik secara keseluruhan maupun cukup mengambil sampel, berkaca dari pengawasan takaran pada PT Pertamina. Sistem ini memang terkesan menghabiskan biaya serta menambah pekerjaaan MUI & BPOM. Namun, biaya bisa ditekan dengan cara memanfaatkan teknologi serta menggunakan sumber daya secara efisien.

Transformasi ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar sehingga nantinya berkembang dalam skala nasional bahkan global. Sehingga dalam 10 tahun mendatang, klinik jamu menjadi poros farmasi dunia dan menjadi sumber penghasilan Sumber Daya Manusia Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun