Mohon tunggu...
Muhammad Firman Lazuardi
Muhammad Firman Lazuardi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar dan Pendidik

Muhammad Firman Lazuardi (14010121410015), Mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang 2021

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Serentak dan Bangkitnya Representasi Perempuan di Indonesia

30 Mei 2022   10:36 Diperbarui: 30 Mei 2022   10:39 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan serentak selama ini dianggap dapat merugikan kandidat perempuan dalam pemilihan legislatif karena seluruh pemilih hanya akan memusatkan pilihannya pada kampanye presiden, sehingga mempersulit perempuan untuk menerobos publik dan mencapai perhatian yang mereka butuhkan.

Akan tetapi pada tahun 2019 hasil yang dicapai dari Pemilu serentak justru peningkatan signifikan keterwakilan perempuan di DPR (Dewan Perwakilan Rakyat, DPR). Sebanyak 120 perempuan terpilih menjadi anggota badan nasional, mengambil 20,9% kursi (Komisi Pemilihan Umum, 2019).

Penyelenggaraan pemilu legislatif dan presiden serentak 2019 untuk pertama kalinya merupakan inovasi signifikan dalam sistem pemilu Indonesia. Bisa diasumsikan perubahan ini juga akan berdampak pada keterwakilan perempuan. Beberapa kandidat mengatakan bahwa pemilu serentak memberikan beban ganda pada kandidat, mengharuskan mereka untuk mempromosikan tidak hanya pencalonan individu dan partainya tetapi juga kandidat presiden yang didukung oleh partainya.

Dua alasan mengapa pemilu serentak dianggap merugikan caleg perempuan :

  1. Pemilu serentak berpotensi meningkatkan beban kampanye yang dialami oleh calon secara signifikan
  2. Menyangkut stereotipe Pemilih

Memetakan Hasil Untuk Perempuan

Untuk menganalisis hubungan antara hasil pemilu serentak dengan pemilu tahun 2019 guna memetakan hasil kandidat calon legislatif perempuan, perlu dikaji hubungan antara hasil pemilihan presiden dan parlemen secara lebih rinci. Antara lain dengan langkah berikut :

  1. Menjajaki angka keterwakilan perempuan di antara dua koalisi partai pendukung masing-masing pasangan calon presiden
  2. Melihat sebaran geografis caleg perempuan terpilih dan menganalisis bagaimana persebaran tersebut berkaitan dengan peta elektoral dalam pemilihan presiden

Dampak Pemilu Serentak dengan Kampanye Perempuan

Pelaksanaan Pemilu legislatif dan pemilihan presiden yang dilakukan secara serentak membawa dampak positif bagi kampanye perempuan itu sendiri.

Mekanisme utama yang menghubungkan antara pemilihan serentak dengan keberhasilan lebih besar yang di dapatkan oleh calon legislatif perempuan adalah dalam kampanye presiden ikut memberikan kesempatan pada calon legislatif perempuan untuk membangun hubungan dengan pemilih yang mungkin tidak tertarik dengan pendekatannya atau mungkin selama ini meragukan kapasitasnya.

Akan tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya bisa berlaku, kandidat legislatif perempuan yang berada pada Daerah Pemilihan Presiden lemah harus menyusun strategi kampanyenya sendiri untuk mencapai kemenangan. Kandidat legislatif perempuan juga harus bisa berimprovisasi untuk menarik massa.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun