Mohon tunggu...
Firman Juliansyah
Firman Juliansyah Mohon Tunggu... -

Once you meet me, you'll never forget me anymore coz I made of rainbow! I am SME biz owner & consultant, marketer. I am family, dew & jacuzzi lover...\r\nwww.zigra.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nigerian Scam Itu Gentayangan di Jakarta!

17 Oktober 2010   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:22 2238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nigerian Scam itu Gentayangan di Jakarta!

Berikut kisah pertemuan saya dengan orang yang terindikasi pelaku nigerian scam di Jakarta. Sebelumnya, bagi yang belum mengenal istilah ini, saya sarankan untuk mengetahui istilah ini terlebih dahulu. Silakan cari di wikipedia atau melalui google.

Namun secara singkat, nigerian scam itu adalah bentuk penipuan dengan modus berikut: 1. mencari korban melalui internet, 2. mengiming-imingi jumlah uang yang sangat banyak, bisa mencapai 50 juta Dollar, 3. Menjual cerita keluarga raja/presiden, warisan berlimpah, kecelakaan, investasi, menang lotre, mencari jodoh/pacaran dengan bule, dll yang ujungnya membutuhkan seseorang yang dipercaya untuk melancarkan pencairan uang, 4. Tanpa penelitian yang mendalam, mereka mempercayai seseorang (calon korban) untuk ditawari kerjasama.

Istilah nigerian scam muncul karena pada awalnya para pelaku selalu menjual kisah di negara nigeria. belakangan berbagai kisah sejenis sudah menggunakan banyak lokasi lain sebagai seting cerita bualan mereka. Selain itu, bahasa yang digunakan pun sudah semakin bervariasi. Saat ini, para pelaku pun lebih banyak berbasis di malaysia (dilacak dari ip address).

Nigerian scam selama ini dikenal melalui kiriman email. Hampir setiap hari, saya menerima email nigerian scam antara lima hingga sepuluh email. Makin lama, saya makin hapal email beginian dengan hanya membaca nama pengirim atau judulnya saja selain tentu saja diterima melalui spam di daftar email. Pada tahun 2008 saya pernah berkomunikasi dengan beberapa pelaku melalui telepon. Benar saja, akhirnya mereka meminta saya untuk mengirimkan uang dan tentu saja tidak pernah saya lakukan. Pada 13 Oktober 2010, ada modus baru.

Saya menerima tawaran tersebut melalui sms berikut: "Godday Firman, My name is Raheem am from Haiti. Am down here to set up a profitable investment on behalf of my father. I arrived Indonesia two days ago to look for a local partner that will assist me to invest my fund i need your presence to proceed the investment into your company, and also calculate how to get our due percentage yearly thank."

Setelah menerima email itu, saya jawab secara asal: "Please feel free to come to Bandung to discuss how the business would be" Sampai saat itu saya masih membuka kesempatan untuk bertemu karena kebetulan akhir-akhir ini saya ada beberapa penjakakan bisnis dengan rekan dari beberapa negara. Meskipun demikian, saya sudah waspada akan kemungkinan scam ini. Saya pun jelajahi Wikipedia untuk mengetahui tentang Haiti. Dari situ saya tahu bahwa bahasa resmi di Haiti adalah bahasa prancis. Untungya saya bisa berbahasa Prancis.

Kebetulan, saya ada perjalanan dinas ke Jakarta, saya sms mereka dan dengan segera mereka menelepon balik dan membuat janji. Saya tidak memastikan namun akan mempertimbangan untuk bertemu mereka. Saat itu mereka mengaku berada di Hotel Parklane. Saat saya tanya di nomor kamar berapa, mereka tidak memberikan jawaban. Saat itu juga saya dihubungkan dengan seorang perempuan berbahasa Indonesia yang katanya resepsionis Hotel Parklane. Saat saya Tanya nomor telepon Hotel Parklane ke perempuan itu, dia malah tidak menjawab.

Akhirnya perjalanan saya ke Jakarta confirmed. Saat di perjalanan, saya membuat janji temu dengan mereka. Mereka belum dapat menyebutkan tempat bertemu tapi sudah dapat menentukan waktunya. Jam 1 siang. Akhirnya mereka mengabari tempatnya di lobby Kuningan Suite, Kuningan.

Setelah hampir 30 menit menunggu, akhirnya muncullah seorang lelaki negro cukup tinggi (TB sekira 175cm). Penampilannya lumayan ok dengan dua jam tangan, satu di tangan kiri, dan satu di tangan kanan. Warnanya blink-blink antara warna mas dan perak. Saat pertama bertemu, penampilannya cukup simpatik. Dia bicara pelan dan cepat sambil matanya setiap menit menyapu ruangan lobby (khas penipu). Di raut ajahnya erdapat lebih dari lima goresan halus entas bekas apa. Mungkin bekas luka.

Setelah sejenak berbicara, akhirnya dia mengundang saya ke ruangan kamarnya. Erus terang saya agak ragu dan takut tapi jiwa petualang saya mendorong saya untuk mengikutinya. Sebelum saya naik lift saya menyempatkan diri bicara dengan resepsionis untuk bisa mengawasi saya karena saya sadar apapun bisa terjadi di sebuah kamar hotel. Resepsionis itu menolak karena itu bagian dari privasi tamu. Gagal meminta bantuannya, saya mengirim sms ke sopir yang mengantar saya untuk daang ke ruangan 302.

Saat pintu kamar dibuka, sudah ada seorang lelaki negro juga di dalam. Lebih pendek sedikit dari yang pertama, namun bicaranya lebih jelas dan jernih. Saat dimina masuk kamar, saya sempat menolaknya dengan alasan saya baru kenal mereka. Dengan sedikit tersinggung, akhirnya mereka bersedia membuka pintu kamar selama saya di dalam. Setelah saya berkali-kali minta maaf jika mereka merasa hal ini berlebihan, akhirnya orang ini berbicara. Intinya pertama, ingin mengenal saya, kedua, menceritakan situasi, ketiga meminta komitmen, keempat menunjukan dokumen.

Setelah berbasa-basi, saya tahu bahwa orang kedua ini pun tidak bisa berbahasa Prancis. Jadi jelas-jelas mereka bukan dari Haiti. Meskipun begitu dokumen yang saya lihat, menyebukan port-au-prince, ibukota Haiti sebagai kota asal. Dokumen iu terdiri dari tiga lembar, yang satu pernyataan bank, yang kedua asuransi, yang ketiga saya tidak ingat. Lucunya, tekstur, warna, dan bentuk kertas ketiganya sama. Dan tampak sekali dibuat oleh orang yang sama. Memang sih ada tandatangan dan cap. Tapi seharusnya bahasa yang digunakan adalah bahasa Prancis. Gotcha!

Setelah sadar bahwa saya bukan korban yang tepat, akhirnya mereka hanya meminta rekomendasi siapa yang kira-kira dapat jadi korban berikutnya. Tak lama saya pun pamit dengan iming-iming akan mencarikan orang yang tepat.

Selepas meluncur dari Kuningan Suite, saya mencoba menghubungi 112, yang saya kenal sebagai nomor unuk pengaduan kriminal. Dari mesin penjawab, saya tahu telah terhubung ke polda metro jaya. Tapi selanjutnya selalu terputus begitu saja. Selanjutnya saya menelepon ke TV One dan TransTV dengan harapan, informasi dari saya dapat diliput dan diketahui orang banyak sehingga masyarakat semakin mengenal Nigerian Scam. Namun semuanya tak berhasil. Akhirnya saya buat tulisan ini dengan harapan dapat mencegah timbulnya korban lain. Wallahu ‘A’lamu Bishshowab. (Firman)

[caption id="attachment_292457" align="aligncenter" width="300" caption="Hanya Ilustrasi, Diambil dari Sebuah Foto Iklan"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun