Life begins at 40 ? hmm mungkin betul, tapi begins untuk yang bagaimana , tentu saja berbeda untuk tiap orang.
Untuk saya , dimulai ketika akhir 2013 , ibu saya umur 85 tahun , keluar dari RS di Jakarta Pusat dalam kondisi tidak bisa berjalan sendiri , dan bukan stroke , hanya fungsi kaki mendadak lemah dan setelah di rawat beberapa dokter spesialis di RS itu pun ternyata tidak ada perubahan , para dokter spesialis itu hanya mengatakan bahwa itu adalah " degenerative disfunction " yang umum terjadi pada orang lanjut usia .
Kembali ke rumah , masih pada akhir 2013 sekitar bulan Desember , di rumah , ibu saya itu yang sekarang susah berjalan sendiri , di urus oleh istri dari kakak saya (ipar perempuan saya). Dia memandikan dsb . Lalu di Januari 2014 , ipar perempuan saya itu sakit , kebetulan ada gangguan maag , selama 2 minggu . Dan selama 2 minggu itu pun saya yang menggantikan mengurus ibu saya , memandikan , membersihkan kotoran nya kalau ibu saya BAB , menyiapkan sarapan juga , menyiapkan obat obat dan vitamin harian yang harus di konsumsi tiap hari , mengganti " underpads " di bed nya , mencuci pakaian ibu saya dan saya , berhubung saat itu tidak ada pembantu rumah , dsb . O ya ibu saya sih tidak pikun dan bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain , hanya susah jalan itu saja.
Setelah ipar perempuan saya itu sembuh total dari sakit maag nya, kejadian mulai tidak membawa damai , secara sepihak dia mengatakan ke suami nya yang merupaka kakak saya bahwa dia tidak mau lagi mencucikan pakaian ibu saya dan saya , juga dia tidak lagi memandikan ibu saya tiap pagi setelah saya gantikan selama dia sakit, dsb. Sejak saat itu dia mulai " ogah ogahan " mengurus ibu saya yang susah jalan itu. Dan sayangnya kakak saya pun rupanya tidak berani merubah nya. Sementara menyewa jasa perawat orang tua masih belum mampu saat ini.
Sejak saat itu lah , petualangan saya bersama ibu saya sesungguhnya dimulai, tiap pagi saya bangun lalu memandikan ibu saya , kalau dia BAB pun saya bersihkan juga , memasangkan " pampers "Â , mengganti " underpads" , juga mencucikan baju dia dan baju saya . Hal hal yang ogah dilakukan oleh ipar perempuan saya , yang mana menurut saya lebih pantas kalau dia tentu nya yang mengurus ibu saya , karena dia tidak bekerja , ada di rumah sehari sehari pula.
Sampai sekarang pun , saya masih melakukan nya , walaupun sebagai manusia biasa kadang saya merasa lelah juga , pernah suatu hari ketika libur sabtu / minggu pun , ipar perempuan saya pun ogah mengurus ibu saya , padahal sabtu / minggu saya ingin juga istirahat , karena senin - jumat bekerja di kantor , tapi tetap tidak bisa ketika kepala saya baru ditaruh di bantal pun , ibu saya memanggil karena ingin BAB . Bahkan ketika saya menulis kisah ini pun , ibu memanggil karena ini BAB , setelah dibersihkan , saya bertanya ke ipar perempuan saya apakah mau memasangkan pampers atau pakai pampers model celana saja , itupun tidak dijawab dari dalam kamar , ya ipar perempuan saya itu banyak diam di kamar nya sehari hari. Sungguh ironi bagi ipar perempuan saya yang tiap minggu ke gereja .
Begitulah kehidupan saya tepat ketika berumur 40 tahun , sodara sodara pun tidak bisa menolong, hanya doa dan doa yang saya panjatkan setiap malam , mendoakan ipar perempuan saya itu semoga diberikan cinta kasih dari Allah Bapa , diberikan kesadaran dan dibukakan pintu hati yang tertutup untuk mengurus ibu saya . Sementara saya sendiri berusaha bersabar sekuat kuat nya , berdoa tiap malam mohon kekuatan dan kesabaran menghadapi ipar perempuan dan juga menantu ibu saya yang ogah mengurus nya ketika dia susah berjalan sendiri. Ada beberapa sodara juga yang mengatakan bahwa ipar perempuan saya itu hanya menunggu ibu saya meninggal karena ingin harta warisan yang didapat melalui suami nya.
Saya berdoa kepada Allah Bapa setiap malam supaya diberikan kekuatan, kesabaran , kedamaian dan juga rejeki yang melimpah sehingga saya bisa menyewakan jasa perawat orang tua untuk ibu saya , sebagai manusia kadang saya juga punya emosi , terlintas juga dalam pikiran saya untuk " menggampar " ipar perempuan saya itu , atas kelakuan nya , tapi Puji Syukur kepada Allah , sampai saat ini , hal itu belum terjadi. Semua saya serahkan kepada Tuhan, tentu Tuhan melihat semuanya , Tuhan juga maha adil.
Â
Well , sekilas itulah definisi dari " Life Begins At 40 " , buat saya :) , comments are most welcome
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H