Mohon tunggu...
Firman Hidayat
Firman Hidayat Mohon Tunggu... -

Pernah bekerja di bank asing dan mengajar di salah satu universitas di Jakarta. Profesi terakhir sebagai peneliti ekonomi, dan merupakan alumni dari University of Illinois-USA, program Master of Science in Policy Economics. Meluangkan waktu senggang untuk menemani istri, membaca buku, dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Teka-teki Calon Gubernur BI dan Tantangan yang Akan Dihadapi

31 Mei 2010   18:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:50 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_154868" align="alignleft" width="300" caption="http://nianalok.wordpress.com/"][/caption]

Berita tentang calon Gubenur Bank Indonesia yang akan diajukan oleh presiden SBY semakin santer terdengar akhir-akhir ini. Sejak ditinggalkan oleh Boediono, posisi Gubernur BI sudah setahun lamanya kosong, dan posisi tersebut dirangkap oleh Deputi Senior BI.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa selambat-lambatnya hari ini, Selasa, 1 Juni 2010, SBY akan mengajukan nama calon Gubernur BI ke DPR. Berbagai pihak pun berspkeluasi tentang calon yang akan diajukan SBY. Siapakah kira-kira calon tersebut?

Tidaklah terlalu sulit untuk menebak kandidat orang nomor satu di BI itu karena juru bicara istana negara telah memberikan sedikit bocoran tentang calon yang akan dipilih, dan bahkan beberapa anggota DPR secara gamblang telah menyebutkan beberapa nama calon yang kemungkinan besar akan diajukan SBY.

Siapapun dia orangnya, memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi Gubernur BI. Yang harus disadari adalah bahwa tugas Gubernur BI kedepan akan semakin berat. Apa saja tantangan yang akan dihadapi BI?

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana BI dapat meracik kebijakan moneter (antara lain dengan menentukan tingkat suku bunga) yang tepat sehingga dapat menjaga kestabilan harga, kondusif bagi pertumbuhan, dan tidak menyebabkan pergerakan nilai tukar yang fluktuatif.

Kebijakan tersebut sangat krusial karena keberhasilan Indonesia dalam melewati badai krisis 2008, dan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada 2009 telah menjadi magnet yang cukup kuat bagi investor asing untuk menanamkan dananya di Indonesia.

Permasalahannya adalah sebagian besar dana tersebut ditanamkan pada instrument investasi jangka pendek, yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali oleh sang pemilik (hot money).

Disinilah letak tantangan berat yang dihadapi oleh BI. BI diharuskan untuk menjaga “gawang” perekonomian Indonesia dimana BI harus dapat meminimalisir potensi penarikan dana asing yang dilakukan secara bersamaan (sudden reversal).

Nantinya, Gubernur BI yang baru diharapkan dapat memberikan efek psikologis yang positif dan mempertebal keyakinan investor asing terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Dengan demikian, investor asing akan tertarik untuk menanamkan dananya ke investasi yang lebih bersifat jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun