Mohon tunggu...
Firman Hidayat
Firman Hidayat Mohon Tunggu... -

Pernah bekerja di bank asing dan mengajar di salah satu universitas di Jakarta. Profesi terakhir sebagai peneliti ekonomi, dan merupakan alumni dari University of Illinois-USA, program Master of Science in Policy Economics. Meluangkan waktu senggang untuk menemani istri, membaca buku, dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dosakah Membuat Keputusan di Hari Minggu?

9 Desember 2009   02:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu, Kwiek Kian Gie membeberkan analisa tentang dosa-dosa yang dilakukan oleh Sri Mulyani dan Boediono. Dari sekian banyak analisa yang disampaikan, saya tergelitik dengan pernyataan Kwik yang mengatakan bahwa kebijakan penyelamatan Bank Century (BC) patut dipertanyakan karena pemberian dana talangan diputuskan pada hari minggu. Kwik menduga ini dilakukan untuk menfasilitasi deposan besar agar bisa cepat menyelamatkan uangnya di BC.

Apa yang dikemukakan oleh Kwik barangkali tidak salah. Namun, kita tidak bisa memastikan kebenarannya karena kita tidak mengetahui apa yang ada di benak Sri Mulyani dan Boediono pada saat itu. Bisa jadi itu dilakukan murni demi menyelamatkan perekonomian, atau tidak menutup kemungkinan ada kepentingan lain di balik itu. Khalayak pun kemudian bertanya-tanya mengapa kebijakan penyelamatan harus diputuskan pada hari minggu? Di lain pihak, ada sebagian orang yang mengatakan: memangnya ada masalah kalau kebijakan yang penting dan darurat diputuskan pada hari minggu? Sulit untuk menebak apa yang menjadi motif semua ini. Namun demikian, sebagai perbandingan mari kita lihat contoh kasus di Amerika Serikat (AS). Dalam bukunya yang berjudul “In Fed We Trust”, David Wessel mengatakan bahwa trio musketeers AS, yaitu Bernanke (Gubernur Bank Sentral AS), Paulson (pada waktu itu menjabat Treasury Secretary), dan Geithner (pada waktu itu sebagai presiden Bank Sentral New York), telah setahun lebih bekerja tujuh hari dalam seminggu. Beberapa keputusan penting bahkan dibuat di hari minggu dengan harapan bisa diumumkan sebelum bursa saham Asia dibuka pada Senin pagi (selisih waktu antara Asia dengan AS sekitar 12 jam). Akibatnya, para pelaku bursa saham dan pengamat ekonomi sepakat untuk mengatakan “Sunday is the new Monday”. Beberapa keputusan penting yang dibuat di hari minggu antara lain: 1. Memberikan bantuan sebesar $30 miliar ke JPMorgan Chase untuk membeli Bear Stearns (dilakukan di hari minggu pada bulan Maret 2008). 2. Memberikan bantuan ke Fannie Mae and Freddie Mac (hari minggu pada bulan Agustus 2008). 3. Memberikan bantuan ke Citigroup untuk mengakuisisi Bank Wachovia (hari minggu pada akhir bulan September 2008). 4. Memutuskan untuk membiarkan Lehman Brothers bangkrut (hari minggu tanggal 14 September 2008). Contoh kasus ini membuktikan bahwa sah-sah saja keputusan dilakukan pada hari libur SEPANJANG keadaan menuntut demikian dan dilakukan demi menyelamatkan perekonomian. Terlepas dari masalah ini, kita semua sepakat bahwa uang sebesar Rp6,7 triliun bukan jumlah yang sedikit. Rakyat sangat tidak rela bila ini digunakan untuk kepentingan golongan tertentu, apalagi kalau terbukti uang itu telah dikorupsi. Oleh karena itu, benang kusut BC harus segera diurai. Namun, janganlah juga kita berlarut-larut dalam masalah ini. Masih banyak yang harus kita lakukan. Saya membaca artikel Bang Faisal Basri (FB) yang menyebutkan Indonesia mempunyai prospek cukup bagus di tahun 2010, dan diperkirakan tumbuh 5,4%-5,9% (Baca: Prospek Ekonomi 2010*). Di sisi lain, Bang FB mengingatkan bahwa kondisi politik dan hukum yang tidak menentu bisa membuyarkan harapan kita. Mudah-mudahan ini tidak terjadi. Mari kita doakan agar aksi memperingati hari korupsi sedunia yang berlangsung hari ini bisa berjalan dengan damai dan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun