Mohon tunggu...
Firman wirayuda
Firman wirayuda Mohon Tunggu... Lainnya - Baik

Makan kenyang tidur

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kematian Mao Zedong

15 Oktober 2020   09:30 Diperbarui: 15 Oktober 2020   09:46 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mao Zedong, Pemimpin Tiongkok dalam revolusi yang panjang dan kemudian Mendirikan pemerintahan komunis Tiongkok pada tahun 1949, meninggal pada 9 September 1976. Bersama dengan Vladimir Lenin dan Joseph Stalin, Mao dianggap sebagai salah satu tokoh komunis paling signifikan dalam periode Perang Dingin.

Pada tahun 1921, ia menjadi salah satu pendiri Partai Komunis Tiongkok (PKT). Tahun-tahun awal Mao sebagai seorang komunis tidaklah mudah. Dia terus-menerus dikejar dan terancam oleh pemerintah Tiongkok (Republik Tiongkok) karena dianggap pemberontak. Mao menegaskan bahwa revolusi Tiongkok dapat berhasil jika dimulai dari kaum petani desa, bukan pekerja perkotaan. Pada tahun 1935, Mao mulai memimpin PKT sampai akhirnya mereka menang pada tahun 1949, dan Republik Rakyat Tiongkok didirikan pada tahun itu.

Pada pertengahan 1960-an Mao kembali memimpin “Revolusi Kebudayaan,” yang dirancang untuk menghidupkan kembali semangat revolusioner bangsa yang mulai lesu akibat hubungan yang memburuk dengan Uni Soviet dan "agresi imperialisme" Amerika Serikat. Ribuan orang Tionghoa dibunuh atau dipenjarakan oleh para pendukung muda Mao, yang disebut "Red Guard.

Mendekati usia 80 tahun, Mao mulai jarang tampil ke publik akibat kondisi kesehatannya yang semakin memburuk. Mao meninggal pada 9 September 1976 dan meninggalkan konflik internal diantara pemerintah yang pro terhadap revolusi yang dipimpin oleh "Gang of Four" dan pemerintah yang menentang revolusi yang dipimpin oleh Hua Guofeng dan Deng Xiaoping.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun