Kompos adalah substansi organik seperti halnya dedaunan, alang-alang, jerami, dan sebagainya, yang telah mengalami pelapukan. Kandungan kompos terdiri dari unsur hara makro (Nitrogen, Phosphore, dan Kalium) serta unsur hara mikro (Ferum, Cuprum, Zing, Chlorine, Boron, Mangan, dan Molbidenum). Unsur hara tersebut berperan penting pada proses fotosintesis tanaman, pertumbuhan vegetatif tanaman, penyimpanan energi, pertumbuhan bunga, pertumbuhan serta pematangan buah, pembentukan cabang, dan pertumbuhan akar. Kompos dapat digunakan sebagai pupuk tanaman yang mana proses pembuatannya cukup mudah untuk dilakukan.
Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk kompos kepada warga Desa Gebangsari. Kegiatan tersebut dilaksanakan di kediaman Bapak Amin Tohari, Desa Gebangsari, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu 30 Juli 2022, sebagai rangkaian dari kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) tim 2 UNDIP tahun ajar 2022.
Jerami padi dan kotoran ternak mudah ditemukan di Desa Gebangsari. Warga desa umumnya bekerja sebagai petani, selain itu, banyak warga yang beternak sapi. Setelah masa panen, banyak jerami padi tersisa di sawah. Limbah jerami padi dan feses sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pupuk kompos. Oleh karena itu, sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk kompos dengan bahan dasar jerami padi dan feses sapi dapat bermanfaat untuk warga Desa Gebangsari.
Praktik pembuatan pupuk kompos dilakukan di lahan kosong. Jerami padi ditebar dan diratakan di permukaan tanah, kemudian dikocor dengan starter yakni campuran EM4, molase, dan air dengan perbandingan 1:1:50. Setelah itu, feses sapi kering ditebar di atas jerami, diratakan, dan dikocor starter sampai lembab. Jerami padi dan kotoran sapi dapat dibuat hingga beberapa lapis, dengan catatan ketebalan jerami dengan feses dibuat sama. Selanjutnya ditutup dengan menggunakan terpal atau plastik ukuran besar supaya terhindar dari sinar matahari dan hujan. Setiap satu minggu sekali, dikocor dengan air atau starter air dengan larutan sampai lembab. Setelah 1 bulan dilakukan pengadukan kemudian ditutup kembali, dan dilakukan penyiraman dengan air atau starter 4-5 hari seklai. Pupuk kompos yang telah matang ditandai dengan aroma yang seperti tanah, kering, dan gembur.
Sosialisasi dan praktik pembuatan kompos dihadiri oleh tamu undangan termasuk Bapak Suparyo selaku ketua kelompok ternak dan Bapak Sukarmin selaku ketua kelompok tani. Tamu undangan diberi materi berupa leaflet yang berisi tentang pupuk kompos serta langka-langkah bagai mana pupuk kompos dibuat. Selain itu, materi juga disampaikan secara oral supaya dapat diterima dengan baik. Praktik pembuatan pupuk kompos dilakukan setelah penyampaian materi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H