Mohon tunggu...
Firman Bareta
Firman Bareta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kagum Atas Keberanian Pengirim SMS ke Jaksa Agung

3 Februari 2016   03:32 Diperbarui: 3 Februari 2016   03:50 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Satu kata dapat melahirkan puluhan makna, apalagi kata tersebut tersusun dalam bentuk kalimat. pastinya akan dapat melahirkan berbagai macam interpretasi, persepsi. baik persepsi tersebut berupa positif maupun negatif. itulah kehebatan daripada "Kata".

Pemaknaan kata di atas, akan sangat menarik apabila kita kaitkan dengan isu yang sedang hangat saat ini. apalagi kalau bukan isu tentang SMS yang katanya berupa ancaman kepada Jaksa Agung dari seseorang yang mengaku Hary Tanoesoedibjo.

Berikut SMS Hary Tanoe sebagaimana yang dilansir oleh Kompas.com
"Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan."

Menurut informasi yang saya himpun dari berbagai sumber, Karena Jaksa Agung merasa terancam dengan adanya SMS tersebut, Ajudan Jaksa Agung HM Prasetyo yang bernama Yulianto melaporkan kasus SMS tersebut kepada BARESKRIM.

Saya merasa tergelitik melihat tingkah laku Jaksa Agung. terlihat seperti ribuan fikiran negatif di kepala HM Prasetyo maupun Yulianto. mengapa saya katakan demikian? karena dengan tingkah laku Yulianto yang melaporkan kasus SMS tersebut justru akan semakin terlihat kebodohannya atas pemahaman (Gagal Faham) terhadap SMS yang katanya berasal dari Hary Tanoe tersebut. sangat terlihat sekali bahwa seorang Jaksa Agung yang seharusnya bersikap objektif dalam menangani kasus, justru fikiran negatiflah yang ia dahulukan sebelum menangani kasus. Jaksa Agung mulai lupa bahwa mereka dulu pernah sekolah SD, sehingga mereka lupa akan definisi dari "Ancaman".

Bagi saya, teks SMS di atas sangat pantas dan tepat sasaran. Karena isi dari SMS tersebut merupakan dukungan secara tegas yang dilakukan oleh orang yang mengaku HT itu. Bila dianalogikan, seakan si pengirim SMS merasa muak dan merasa greget melihat kondisi negara yang sedemikian bobrok ini. Si pengirim SMS merasa Ironi dengan kondisi penegak hukum yang Transaksional, semena-mena dan Abuse of Power (Penyalahgunaan Kekuasaan). hal ini sangat selaras dengan fenomena yang terjadi saat ini. Betapa banyak para penegak hukum yang semena-mena. Betapa banyak penegak hukum yang transaksional. "Yang berfulus akan Mulus dan yang tak berfulus akan manfus". Maka wajar dan pantas serta tepat sasaran, bila si pengirim SMS menujukan SMS tersebut kepada lembaga penegak Hukum yang bernama "Jaksa Agung".

Saya merasa terkesima melihat keberanian si Pengirim SMS di atas. Fakta di lapangan, belum pernah ada dan bahkan tidak ada sama sekali, seorang tokoh nasional yang peka terhadap kondisi bangsa yang sudah carut marut ini, terutama tentang kondisi nyata hukum di negeri ini.

Tak sedikit saya jumpai nenek tua masuk bui hanya gara-gara mencuri kayu di ladang orang, tapi justru para elit negeri yang kosupsi dengan santainya menyapa para Hakim dan Jaksa di Pengadilan Negeri. Hal itu semua terjadi, karena penegak hukum yang Pagmatis akut. bila lembar merah sudah berhamburan di depan mata, maka kasus akan redam dengan sendirinya, seakan Pengadilan hanya sebatas Ceremonial belaka.

 

Semoga Anda terketuk dengan Tulisan ini....!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun