Mohon tunggu...
Firman Arifin
Firman Arifin Mohon Tunggu... Administrasi - Pemberlajar dan Penulis (coding)

Meski sibuk dalam urusan kampus, Dr. Firman Arifin, dosen PENS ITS tetap peduli pada kehidupan sosial masyarakat. Pernah didapuk menjadi Ketua Rukun Warga (RW) VII Gunung Anyar Tambak di Gunung Anyar, Firman bersama para wargannya menggagas konsep ekowisata mangrove. Kini daerah mangrove dapat menarik banyak wisatawan dari kota sendiri bahkan dari luar negeri. https://www.its.ac.id/news/2010/04/08/gagas-ekowisata-hingga-inovasi-konsultasi-ta/ dan berdiam di www.firman-its.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Karakter dan Kesuksesan di Dunia Kerja

1 November 2024   05:55 Diperbarui: 1 November 2024   12:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya soft skill di tempat kerja semakin diakui, terutama dengan perkembangan pasar kerja dan kemunculan teknologi baru.

Sebuah studi dari Stanford Research Institute (SRI) menunjukkan bahwa 75% kesuksesan jangka panjang dalam pekerjaan bergantung pada keterampilan interpersonal.

Sedangkan "hanya" 25% yang disebabkan oleh pengetahuan teknis atau hard skill. Temuan ini menegaskan peran krusial soft skill dalam pengembangan profesional.

Menariknya, penelitian dari Universitas Harvard dan Carnegie Mellon Foundation menguatkan studi SRI. Penelitian ini malah mengungkapkan bahwa, 85% kesuksesan kerja berasal dari soft skill yang baik dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

Sementara "hanya" 15% yang terkait dengan keterampilan teknis. Tren ini mencerminkan perubahan mendasar dalam prioritas para pemberi kerja. Kualitas teratas yang dicari meliputi profesionalisme, kerja tim, dan komunikasi lisan yang efektif.

Belum lagi seiring dengan otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) yang mengubah peran pekerjaan. Permintaan akan soft skill diperkirakan akan terus meningkat.

Keterampilan ini, yang mencakup komunikasi, kecerdasan emosional, dan kemampuan beradaptasi, semakin dianggap penting untuk kemajuan karir dan kesuksesan organisasi.

Transformasi ini menunjukkan tren yang lebih luas di pasar tenaga kerja. Kemampuan berhubungan dengan orang lain dan bekerja secara kolaboratif menjadi semakin berharga dibandingkan dengan keahlian teknis.

Artikel terbaru, "The Power of soft skills in the Age of AI" ditulis oleh Gershon Goren. Pendiri dan CEO Cangrade menciptakan platform yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membantu organisasi dalam proses perekrutan. Cangrade menawarkan alat untuk menilai keterampilan, kepribadian, dan kesesuaian budaya kandidat guna menemukan bakat yang tepat.

Selain itu, platform ini menyediakan wawasan dan analitik untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam rekrutmen dan pengembangan karyawan.

Artikel The Power of soft skills in the Age of AI menekankan pentingnya soft skill di tempat kerja, khususnya di era kecerdasan buatan. Sementara hard skill secara tradisional diprioritaskan dalam perekrutan. Perusahaan mengalihkan fokus mereka ke soft skill --seperti empati, kreativitas, dan komunikasi-- karena kemampuan ini tidak dapat digantikan oleh mesin. AI dapat meningkatkan kinerja pekerjaan, tetapi tidak dapat meniru hubungan manusia yang diperlukan untuk membangun hubungan dan loyalitas pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun