Kisah Inge: Membahas Kopdar

[caption id="attachment_115218" align="alignleft" width="300" caption="Sukses kopdar TIM-Angke yang inspiratif... (Dok: Pribadi)"][/caption]

Siang itu di pelataran parkir TIM Jakarta berkumpul lima sahabat: Mariska Lubis, Kit Rose, Asther, Rahmi Hafizah, dan Inge Dudul Manise. Mereka asyik mengobrol. “Pokoknya Kopdar mendatang harus lebih sukses dibanding misi hijau Muara Angke,” kata Mariska Lubis. Perempuan penebar cinta ini memang terkenal banyak idenya.

“Saya setuju, targetnya supaya hubungan antar-Kompasianers semakin akrab dan hangat,” kata Kit Rose. Nah, si Mawar Hitam ini dalam kepalanya memang hanya ada kata akrab dan hangat. Dia dikenal anti-konflik, senang segala sesuatunya berjalan harmonis.

“Tapi kayaknya harus dipikirkan lagi pendanaannya. Bagaimana caranya kopdar sukses, tetapi panitia tidak mengutip iuran seperti tempo hari. Bukan apa-apa, kita semua ikhlas, tapi kan ada saja yang protes, kopdar kok sokongan…” Asther menimpali. Ini Kompasianer yang sukses mengelola anggaran. Dia berbakat menjadi Menteri Keuangan, mungkin bisa diusulkan menggantikan Sri Mulyani.

“Setuju banget. Kita memang harus membudi-dayakan kopi darat,” kata Rahmi Hafizah. Perempuan muda ini memang rajin menjalin silaturahmi, sehingga suka hadir dalam banyak pertemuan. Gak percuma namanya ada kata Rahmi, penggalan dari Silatur-Rahmi.

[caption id="attachment_115220" align="alignright" width="300" caption="Inge Dudul Manise (Dok: Inge)"]

Inge Dudul Manise

[/caption]

Tiba-tiba Inge Dudul Manise nimbrung bicara. “Kayaknya Mas Budi Handuk orangnya gak kayak gitu deh…” kata dia dengan kalem.

Empat kawannya tentu saja bengong. “Whatttt! Inge, hallow!!?? Siapa yang lagi ngomongin cowok???!!!” kata Mariska Lubis.

“Lho, itu tadi, kan ngomongin Mas Budi Handuk buaya darat?” jawab Inge.

Catatan: Perbendaharaan ngakak ini dikeluarkan sebagai bentuk dukungan Kopdar Kompasianers di TIM, Sabtu pukul 14.00 siang ini. Semoga sukses selalu. Salam iri dari Lampung...