Kutabur bunga ini di sepanjang jalan..bukan jadi tanda agar ku bisa kembali pulang,tapi jadi pengganti air mata yg telah kering,lengkung cerita telah tertarik,biar jadi kenangan,biar jadi sejarah biar jadi legenda..sekapur sirih tentang dunia muda qt.. tak adil rasanya menikam waktu,jika suratan telah terketuk,ingin rasa nya menjabat mu dalam senyap,jangan bicara,karna kata kata tak pernah cukup tuk lukis kan cerita indah kita,biarkan do'a ini menari menuju ilahi rabbi,memohonkan yg terbaik,karna dialah sang penentu tiap ikhtiar yg telah kita bangun.. tak pernah terlintas akan membuat mu terluka,namun jika itu terjadi,lewat rinai hujan kucurah kan kata maaf,ditiap rintik nya terselip doa,semoga seiring hujan reda lara itu kan jadi pelangi penghias langit hidup sebelum mentari semangat memancar menerangi sendu nya hari.. setapak demi setapak langkah kaki ini terus terkayuh,hamparan ilalang menari bersama sepenggal kisah yg ku tinggal kan disini,di ketinggian rinjani,... aku pergi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H