Mohon tunggu...
Firman Sani
Firman Sani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Studi Ekonomi Pertahanan, Universitas Pertahanan RI

Analisis Kebijakan Pertahanan, Geopolitik dan Teknologi Pertahanan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perlombaan Senjata Tiongkok - AS di Laut Cina Selatan: Part 2 Respon Amerika Serikat

28 Mei 2024   23:00 Diperbarui: 28 Mei 2024   23:07 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Perbandingan Program FFG-62 Constellation Class US Navy dengan FREMM Class Frigate. Sumber: NavalNews (Vavasseur, 2023)

Rencana Amerika Serikat

1. Peningkatan Jumlah Armada dan Menekan Cost Overrun

Peningkatan kemampuan dan jumlah armada PLAN menjadi perhatian Amerika Serikat,  kemajuan ini disebabkan oleh kondisi keuangan Tiongkok yang mendukung peningkatan anggaran pertahanan, purchasing power parity Tiongkok yang lebih murah dibandingkan Amerika Serikat, dan peningkatan kemampuan produksi galangan kapal Tiongkok seiring dengan peningkatan produksi kapal komersil Tiongkok. 

Meningkatnya kemampuan dan jumlah armada yang dioperasikan oleh PLAN serta proyeksi perkembangannya di masa depan ini kemudian menjadi salah satu alasan US Navy melalui laporan Battle Force Ship Assessment and Requirement (BFSAR) and Shipbuilding Plan kepada Kongres Amerika Serikat meningkatkan jumlah armada dari 355 menjadi 381 kapal berawak. 

Belajar dari masalah pada program DDG-1000 Zumwalt dan Littoral Combat Ship (Independence dan Freedom Class LCS) US Navy mengutamakan pembangunan dengan feasibility teknologi untuk mengurangi teething problem pada teknologi baru yang menyebabkan budget overrun. Pembangunan kapal jenis Frigate Constellation Class juga mengedepankan teknologi yang tersedia namun tetap menyediakan tempat dan suplai tenaga untuk teknologi masa depan.

2. Distributed Lethality

Gambar 5. USS Savannah Independence Class LCS dengan MK-70 Launcher di San Diego - California. Sumber: USNI News (Lagrone, 2023)
Gambar 5. USS Savannah Independence Class LCS dengan MK-70 Launcher di San Diego - California. Sumber: USNI News (Lagrone, 2023)

US Navy juga merencanakan optimalisasi kemampuan offensive dan defensive armada yang telah dimiliki dengan konsep Distributed Lethality. Konsep Distributed Lethality dilakukan oleh armada kapal permukaan US Navy untuk meningkatkan kemampuan offensive dan defensive dalam menghadapi near peer adversaries (musuh dengan kekuatan sama), mendistribusikan kemampuan offensive secara geografis untuk memberikan reaction time yang memadai, dan meningkatkan pertahanan kapal dengan kombinasi yang tepat untuk menangkal serangan udara, cyber, permukaan dan laut.  

Salah satu penerapan distributed lethality adalah pada Littoral Combat Ship (LCS) terutama Independence Class yang telah dilengkapi dengan Surface to Surface Missile Module Mission Package (SSMM MP). Sebelumnya Independence Class dinilai kurang memiliki kemampuan offensive karena hanya dipersenjatai dengan meriam 57 mm, meriam 30 mm dan pertahanan udara jarak dekat SeaRAM. US Navy juga menguji coba peluncuran rudal jelajah Tomahawk dan rudal pertahanan udara jarak jauh SM-6 dari MK-70 Missile Launcher yang berbentuk kontainer dari USS Savannah (Independence Class LCS) (Lagrone, 2023). 

3. Penangkal A2AD

Gambar 6. Konsep rudal Conventional Prompt Strike. Sumber: Naval News (Ong, 2022)
Gambar 6. Konsep rudal Conventional Prompt Strike. Sumber: Naval News (Ong, 2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun