Mohon tunggu...
firman maulana puji pangestu
firman maulana puji pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas jember

saya mahasiswa universitas jember, hobby bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Moneter Ekonomi Indonesia

29 Maret 2024   17:38 Diperbarui: 29 Maret 2024   18:53 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Krisis ekonomi moneter yang terjadi di Indonesia adalah salah satu peristiwa yang sangat berpengaruh dalam sejarah ekonomi modern negara tersebut. Krisis ini berakar dari sejumlah faktor internal dan eksternal yang berinteraksi, menyebabkan runtuhnya nilai tukar rupiah, inflasi yang tinggi, kebangkrutan sektor keuangan, serta resesi ekonomi yang mendalam. Krisis ekonomi moneter Indonesia dimulai pada pertengahan tahun 1997, meskipun ada beberapa faktor yang memperburuk situasi sebelumnya. Salah satu faktor pemicu utamanya adalah ketergantungan Indonesia pada modal asing yang masuk dalam jumlah besar selama beberapa tahun sebelumnya. Modal ini digunakan untuk mendanai proyek-proyek besar, namun sebagian besar bersifat spekulatif dan tidak berkelanjutan. Ketika krisis keuangan di Thailand pada Juli 1997 memicu krisis finansial di Asia Tenggara, investor asing mulai menarik modalnya dari pasar-pasar keuangan regional, termasuk Indonesia.

Ketika dolar AS meningkat nilainya terhadap rupiah, Bank Indonesia (BI) terpaksa menghabiskan cadangan devisa yang besar untuk menjaga nilai tukar tetap stabil. Namun, cadangan devisa terbatas, dan BI tidak bisa bertahan dalam menghadapi tekanan spekulatif yang terus meningkat. Pada akhirnya, BI terpaksa melepas nilai tukar tetap rupiah terhadap dolar AS pada Agustus 1997. Hal ini menyebabkan dramatisnya penurunan nilai tukar rupiah dan menciptakan gejolak ekonomi yang parah. Utang luar negeri yang besar dalam dolar AS menjadi lebih sulit untuk dibayar, inflasi melesat, dan sektor keuangan menghadapi krisis likuiditas yang serius. Pemerintah Indonesia, yang pada saat itu dipimpin oleh Presiden Soeharto, mengambil berbagai langkah untuk mencoba menstabilkan ekonomi, termasuk meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, paket-paket kebijakan yang diterapkan oleh IMF untuk mendapatkan bantuan finansial memperburuk resesi ekonomi dan menimbulkan ketegangan sosial dan politik di dalam negeri.

Krisis ini menyebabkan kejatuhan rezim Soeharto pada Mei 1998 dan mengawali periode reformasi politik dan ekonomi yang signifikan di Indonesia. Meskipun pemulihan ekonomi berangsur-angsur terjadi setelah krisis, warisan dari periode tersebut masih terasa hingga saat ini, termasuk dalam bentuk ketidakstabilan ekonomi, korupsi, dan ketidaksetaraan sosial yang masih menjadi tantangan besar bagi pembangunan jangka panjang Indonesia. Secara singkat, krisis ekonomi moneter Indonesia adalah peristiwa yang kompleks, dengan akar penyebab yang melibatkan faktor internal dan eksternal, dan dampaknya sangat luas, tidak hanya dalam hal ekonomi tetapi juga politik dan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun