Moralitas merupakan sebuah landasan pemikiran individu ketika mereka ingin melakukan sesuatu. Dengan adanya landasan pemikiran tersebut, moralitas menjadi satu karakteristik yang hanya dapat ditemukan dalam diri manusia. Di masyarakat moral berkedudukan sebagai penentu tindakan baik dan buruk atau kedudukan moral dalam diri manusia ini adalah sebagai self-control, di mana ketika manusia merealisasikan kegiatannya baik dalam bentuk perilaku, perkataan, perbuatan, sikap, maka moral ini menjadi langkah pertama yang membatasi dan mengontrol manusia dalam setiap tindakan yang akan direalisasikan di masyarakat sosial. Moral sangat penting dan mutlak dimiliki manusia karena moral akan membentuk manusia menjadi pribadi yang berkarakter luhur.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan observasi dan stimulasi khususnya pada anak-anak yang masih dalam masa perkembangan agar mengetahui serta memahami mengenai moral dengan lebih jelas. Dengan metode Project Based Learning dalam projek perkuliahan Perkembangan Peserta Didik di Sekolah Dasar yang dibimbing oleh Ibu Triana Lestari, S. Psi., M. Pd, kami mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru yang beranggotakan empat orang, yaitu Ditra Arliyyah Rahmah, Firman Achmad Firdaus, Muthia Kansa Azzahra, dan Saskia Nurbayanti sudah melakukan pengamatan terhadap anak sekolah dasar yang ada di SDN Cibiru 06 setelah melakukan pengamatan peneliti melanjutkan dengan pengimplementasian media sebagai stimulan dalam perkembangan moral pada anak usia sekolah dasar.
Pada saat observasi peneliti menemukan beberapa masalah yang menjadi problematik dalam perilaku moral siswa, antara lain:
- Sopan santun
Peneliti mengamati bahwa tingkat sopan santu yang dimiliki siswa masih kurang dari apa yang diharapkan, sebagai contoh terdapat siswa yang melempar barang pada teman ketika selesai meminjamnya. Tindakan ini bisa saja dapat menyakiti teman yang dilemparnya ataupun teman disekitarnya. Dan juga tidak sedikit siswa berbicara dengan siswa lain saat guru sedang menjelaskan di depan kelas padahal sesi untuk diskusi masih belum dibuka.
- Tutur kata atau etika berbahasa
Dalam proses observasi peneliti menemukan tidak jarang siswa yang mengucapkan kata-kata kasar kepada teman mereka sendiri, siswa juga masih belum membiasakan pengucapan kata "terima kasih" setelah diberi sesuatu, pengucapan kata "tolong" saat ingin meminta bantuan, dan mengucapakan "permisi" saat melewati seseorang.
- Disiplin
Pada saat mengamati, peneliti mendapat beberapa siswa yang belum menaati tata tertib sekolah dalam menggunakan atribut sekolah dengan benar, masih terdapat siswa yang memakai pakaian yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah.
Peneliti berupaya mengimplementasikan media pembelajaran "Roulette Wheel Cerita Interaktif and Games" untuk meningkatkan perkembangan moral siswa yang saat ini masih menjadi problematika. Dalam mengembangkan moral siswa melalui media ini dapat  melihat perilaku mereka secara sosial, moral, bahasa, afektif, dan kognitif. Dengan menggunakan media pembelajaran digital yang berisi game dan cerita interaktif dalam video yang berdasarkan pengalaman para siswa dapat dipastikan media pembelajaran ini dapat mengembangkan moral siswa sekolah dasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H