Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka Buat Teroris

15 November 2015   07:46 Diperbarui: 15 November 2015   09:31 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Black friday di tanggal 13 bulan nopember kali ini adalah mimpi buruk untuk warga paris, bukan hanya ledakan BOM tapi serangan membabi buta dari senapan AK 47 Kalasnikov, sebenarnya dan sejujurnya kita sering menyaksikan bom meledak dan tembakan menyalak di timur tengah sana, dan kita seperti memaklumi karena disana memang zona perang terbuka, tapi apakah itu akan jadi halal jika dilakukan di zona damai? rasanya kita harus sudah mulai menerima kenyataan, bahwa kapan saja kita bisa jadi victim dan kita harus sudah siap jika nyawa kita melayang meski di depan mesjid di kampung kita sendiri.

Bicara terorisme kita akan dihadapkan pada lapisan dimensi problem yang sangat sulit di urai, bisa jadi di dalamnya ada kepentingan politik, bisa juga di seret untuk kepentingan ekonomi, dan sudah sangat sering jika Agama di bajak oleh para terorist,marilah kita lihat konflik di timur tengah, apakah disana murni kepentingan ekonomi yang sedang bermain, atau disana juga ada kepentingan politik meskipun gejala Arab spring itu muncul dari kalangan bawah yang mendesak untuk deselenggarakannya demokrasi model barat dalam penyelenggaraan pemerintahan.

deretan aksi terorisme mulai terasa di awal milenium, jika kita pelajari aksi tersebut biasanya ungkapan protest pada kebijakan-kebijakan barat yang salah kaprah dalam menghadapi kemajemukan di timur tengah, meski kita bisa mengerti negara-negara barat mampu mempelajari kultur timur tengah dengan baik, tapi mereka tidak akan memahami bahwa di arab sendiri setiap kelompok memiliki kepentingan yang berbeda, terbukti perbedaan di timur tengah bisa dilihat dari sikap arab saudi dan sikap iran dalam memandang konflik di syuriah,belum lagi negara-negara barat yang sepertinya gagal faham pada konflik di israel dan palestina.

Dan akhirnya munculah faksi-faksi di timur tengah, anda bisa bayangkan di satu faksi yang se-aliran saja bisa ada 2-3 aliran yang berbeda, mereka semua jalan sendiri-sendiri dalam memperjuangkan kepentingannya, bisa jadi satu dan yang lain-nya tidak sejalan dalam memeperjuangkan misi mereka, mungkin mereka butuh pemersatu baik secara gagasan maupun secara tokoh, maksudnya harus ada tokoh sentral yang mampu membahasakan kepentingan mereka dan dapat menjadi tawaran solusi di tengah carut-marutnya konflik yang tak kunjung selesai.

Terorisme adalah musuh peradaban dan kemanusiaan, kepada para terorist mohon hentikan saja kekerasan yang selama ini sudah menjadi bahasa dan idiologi kalian, meski kita menyadari hidup yang benar-benar damai memang sangat sulit selama kita masih hidup di dunia, meski kedamaian hanya bisa terjadi cuma di surga, tapi alangkah baik nya kita tidak bosan-bosan untuk meneriakan kepeada terorist untuk tidak menyerang warga yang tidak berdosa, kita katakan pada terorist untuk tidak membajak agama untuk kepentingan sesaat, tidak merusak alam. tidak melakukan adu domba antar masyarakat yang berbeda. tidak lagi menghancurkan pasilitas-pasilitas umum di zona damai yang tidak ada kaitannya dengan perang.

Jika terorisme masih saja tidak mengindahkan seruan-seruan ini, kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi, meski kita bisa bersatu untuk melawan tapi akan terjadi resistensi, jika para terorist masih saja melakukan tindakan-tindakan biadab, maka tinta sejarah peradaban akan menulis mereka sebagai sebuah virus yang merusak, virus penyakit kelamin yang membahayakan, membahayakan bagi umat manusia juga membahayakan bagi para terorist sendiri di hadapan pengadilan maha adil di hadapan Tuhan kelak.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun