Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dekrit President Bubarkan DPR.....

4 November 2014   21:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:41 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kegaduhan politik di DPR kita sudah pada tingkat yang memuakkan, sebagai sebuah bangsa besar kita sudah tak pantas lagi menyaksikan tontonan tak bermutu dan dagelan yang tak lucu.

Sejarah sudah mencatat bahwa dekrit president yang paling bernyali adalah dekrit president Soekarno, sementara dekrit President Gusdur tak di gubris, kadang sampai saat ini saya pribadi masih bingung atas dasar apa Gusdur di makzulkan oleh DPR.

Gerakan parlemen jalanan mulai menyeruak di kalangan para penggiat demokrasi, melihat hal ini saya miris mengapa kita sebagai rakyat tidak lagi bisa percaya dengan wakil-wakil yang di dapat dari proses pemilu yang super mahal. buang-buang energi selama setahun ini setelah kita tau kualitas DPR kita jeblok dan terbelah, meski sudah terbelah menjadi dua tak satupun diantara mereka yang mau menjadi juru damai atau penengah  untuk memikirkan urusan-urusan rakyat yang lebih besar lagi.

saya sendiri hadir saat pelantikan sumpah anggota DPR 1 oktober 2014 lalu. saya melihat wajah-wajah mereka seperti wajah-wajah yang haus untuk se-segera mungkin mengembalikan modal yang sudah keluar untuk merebut jabatan wakil rakyat. setiap anggota DPR yang akan dilantik diperbolehkan membawa anggota keluarganya, disana saya melihat para anggota keluarga dengan arogan dan bangga menemani anggota keluarganya yang akan di lantik. tak jarang mereka menampilkan kemewahan padahal saya melihat mentalnya masih kampungan, buang sampah sembarangan, gemar berfoto-foto untuk keperluan eksistensi di media sosial, dan terkadang sering terlihat mereka meremehkan orang-orang kecil seperti office boy dan satuan pengamanan.

Melihat kualitas anggota DPR kita, dengan melihat prilaku keluarganya sangat menarik, ada salah seorang diantara mereka dengan bangganya menyikut kamera wartawan, sambil berkata saya temannya si pulan (nama anggota dewan) dan bertindak seenaknya, dan sang wartawan juga dengan arogansi yang sama menimpali tindakan tersebut, dalam hal ini keduanya sama-sama kampungan, menurut hemat saya prilaku norak dan sombong mestinya tak perlu di timpali. diam dan berlalu, itu lebih elegan.

Dan kecemasan saya terbukti, malamnya saya melihat TV sampai larut dini hari, hanya untuk melihat mereka gontok-gontokan berargumentasi demi untuk memilih ketua DPR dan beberapa hari kemudian sama ributnya ketika memilih ketua MPR, sampai saat ini kedua kubu yang sudah terbelah sidang di tempatnya masing-masing.

Kerugian-demi kerugian terus menerus di alami rakyat indonesia, setelah rugi atas pilihan di pemilu 2014 yang menghasilkan anggota DPR yang tak mau duduk untuk kepentingan bangsa yang lebih besar, kerugian selanjutnya praktis kinerja DPR kita tidak maksimal dalam mengurusi UU, legislasi anggaran dan pengawasan, apakah kita perlu dekrit, atau kita masih perlu parlemen jalanan seperti 1998, itu artinya kita set-back sebab kedua pilihan itu pernah di lakukan, yang harus di lakukan adalah "Mohon kedua kubu yang terbelah segera sadar diri baik Koalisi merah putih maupun kubu indonesia Herbat, kalian sedang menorehkan sejarah, sebaik-baiknya sejarah adalah sejarah yang gemilang bukan pertikaian karena syahwat politik semata, ingat... bung indonesia adalah negara besar dan tidak memerlukan parlemen yang kerdil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun