Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

4 Tahun Jokowi-JK di Bidang Ekonomi, Sehatkah?

23 Oktober 2018   13:27 Diperbarui: 23 Oktober 2018   13:47 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat Tahun Jokowi-JK: Fundamental Ekonomi Makro Indonesia Sehat dan Kuat.

JAKARTA "Selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK ini fundamental ekonomi makro Indonesia sehat dan kuat," tegas Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan joko Widodo-jusuf Kalla dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing", bertempat di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018)

Namun ia menambahkan tetap ada tantangannya, yaitu pertumbuhan ekonomi dari tahun 2014 - 2017 itu meningkat tapi memang pelan-pelan."Sekarang sampai semester 1, pertumbuhan 5,17%. Dalam situasi ekonomi dunia yang sedang terjadi gangguan dan gejolak, maka dapat diakui bahwa perekonomian kita membaik", tukasnya.

Dokpri
Dokpri
Leblh jauh dan ltu, masih menurut MenkoDarmin indikator-indikator yang lebih dalam dari sekedar pertumbuhan ekonomi yaitu tingkat kemiskinan mencapai posisi yang terbaik yang kita alami yaitu 9,82%.

"Rasio gini juga membaik yaitu sekitar 7-8 tahun terakhir. Angkanya adalah 0,389. Tingkat pengangguran juga posisi terbaik, terlihat konsisten menurun yaitu 5,13%, Tingkat inflasi dapat dikendalikan, dulu double digit, dan dalam periode 4 tahun terakhir kinerjanya jauh lebih stabil yaitu angkanya 3,5%. Pemerintah mampu mewujudkan inflasi rendah disekitar kita," tambahnya.

Selanjutnya Menko Darmin menilai kinerja fiskal jelas makin menguat. "Memang sempat 2-3 tahun lalu ada kelemahan, terutama kegiatan ekonomi sektor riil. Kita terus membangun infrastruktur. Ada banyak mengkritik utang jaman pemerintahan ini angkanya tinggi. Tapi kini dibarengi pertumbuhan ekonomi yang stabil," jelasnya.

Sedangkan jika diukur dengan indeks ketahanan pangan, Indonesia mengalami indeks yang cukup menggembirakan. "Sebab dari tahun 2016 indeksnya 71. kemudian menurun menjadi 69 lalu menjadi 65.

Kalau dilihat dari indeksnya sendiri 63,6. Indonesia memang masih agak kalah dengan Malaysia, Thailand , Vietnam. Yang perlu dicatat indeks elektablitasi, yang menyangkut kesejahteraan masyarakat. Kita sudah jauh membaik karena sekarang sudah diangka 97,50, "tukasnya.

Sumber bps
Sumber bps
Selanjutnya, Menko Darmin bertanya apa yang membedakan strategi pembangunan Jokowi-JK dengan pemerintahan terdahulu? Ia menjawab bahawa pemerintah JokowiJK seimbang dalam menjaga supply dan demand. kalau demand itu moneter dan fiskal, kelau supply itu membangun infrastruktur. 

"Apa manfaatnya menjaga supply dan demand seimbang? Kita sebenarnya ada pada satu titik, kita siap melakukan transformasi ekonomi tanpa harus melakukan perpindahan orang dari pertanian ke industri," jelasnya lagi. "Dengan semua itu pada tahun berikutnya sudah jauh lebih siap untuk menentukan transformasi ekonomi. Kita harus kembangkan segera yang namanya logistik. Kita masih perlu meningkatkannya," pungkasnya.

Turut hadir dalam FMB 9 kali ini sebagai narasumber antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Mendag Enggartiasto Lukito, Menpar Arief Yahya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menkominfo Rudiantara, dan Staf khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika.

--------------

Rilis 3: Empat Tahun lokowi-IK, Pariwisata Indonesia Tumbuh Melampaui Negara liran

JAKARTA Sektor pariwisata diharapkan menjadi motor pembangunan nasional di era pemerintahan loko Widodo-lusuf Kalla Uokowi-JK) ini. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan dan penerimaan devisa yang terus meningkat sejak 2015.

"lndonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia no 3 dan ASEAN nomor satu," ujar Menpar AriefYahya.

Demikian disampaikan Arief Yahya dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-lusuf Kalla dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing", bertempat di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/ 10/ 20 18).

Menpar memaparkan, pertumbuhan pariwisata Indonesia )anuari-Desember 2017 mencapai 22%. Angka pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan turisme dunia 6,4%, dan pertumbuhan ASEAN 7%. "Meski demikian, kenali musuhmu dan kenali dirimu. Vietnam tumbuh lebih baik mencapai 29% karena melakukan banyak deregulasi. Malaysia hanya tumbuh 4%. Begitu pula dengan Thailand," papar Menpar.

Arief Yahya menerangkan, Presiden lokowi sejak awal menginginkan pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar, kini pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa nasional nomor empat terbesar setelah industri kelapa sawit (CPO), migas, dan batu bara.

Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari US$122 miliar, pada 2016 menjadi US$13,6 miliar dan pada tahun 2017 naik lagi menjadi US$15 miliar. Diharapkan pada tahun ini sektor pariwisata meraup devisa hingga US$17 miliar. Sedangkan, proyeksi tahun 2019 sebesar US$20 miliar.

Iumlah kunjungan wisatawan mancanegara terus melejit dari tahun 2015 sebanyak 9,7 juta, pada tahun 2016 menjadi 11,5 juta, tahun 2017 sebanyak 14 juta. Adapun sampai Agustus 2018, jumlah turis asing sudah mencapai 10,58 juta dari target 17 juta Wisman.

Kunjungan pelancong Nusantara juga menunjukkan hal menggembirakan; Sejak tahun 2015 sebanyak 255 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264 juta, dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi 271 juta.

Turut hadir dalam FMB 9 kali ini sebagai narasumber antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun