Mohon tunggu...
Firman Maulana
Firman Maulana Mohon Tunggu... -

spouting gibberish

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Keberhasilan X Factor Indonesia dan Setengah Kemenangan Dunia Musik Indonesia

15 April 2013   16:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:09 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Salam Damai

Ajang X Factor Indonesia (XFI) yang sudah memasuki 5 besar semakin seru saja. Pembahasan mengenai acara ini juga masih belum reda. Baik yang positif maupun yang negatif. Kali ini, mari kita bahas segi positifnya saja.

Seperti kita ketahui, sudah bertahun-tahun Indonesia “digempur” oleh ajang pencarian bakat menyanyi yang sebenarnya juga cukup menarik perhatian masyarakat. Misalnya Indonesian Idol dan Akademi Fantasi Indonesia (AFI).

Lalu apa yang membuat XFI berbeda? Ajang XFI memang menyedot banyak perhatian karena para pesertanya yang “tidak biasa”. Sebelumnya, saya belum pernah menonton X Factor versi AS dan Inggris (saya baru mengunduh video XF US setelah XFI masuk babak Gala). Tapi saya melihat bahwa XFI sudah bisa mewakili definisi “X Factor” yang sebenarnya. Di halaman wikipedia reality show X Factor, definisi “X Factor” sendiri adalah: “The "X Factor" of the title refers to the undefinable "something" that makes for star quality.” Yang artinya (kurang lebih) adalah, “maksud “X Factor” dalam judul (acara) ini adalah “sesuatu” yang tidak dapat didefinisikan yang bisa membuat seseorang menjadi bintang”. Salah satu juri XFI, Ahmad Dhani, pun pernah menyinggung hal ini dengan mengatakan “I was wrong” tentang komentar sebelumnya yang menyatakan dia rela kalau salah satu peserta, Novita Dewi, jadi pemenang XFI (karena kualitas suara Novita). Dalam artian “X Factor”yang dicari itu bukan hanya dari segi suara saja, tapi ada aspek lain yang tidak bisa didefinisikan. Sehingga siapapun bisa menjadi juaranya.

Bicara soal peserta, kalau kita perhatikan, dalam XFI kita bisa melihat beberapa peserta yang memilki “sesuatu” tersebut. Diantaranya dalam diri para finalis (selain juga para peserta audisi) macam Dicky Adam, Gede Bagus, Mikha, Fatin, Alex, Novita, Shena, dan Isa Raja (maaf, saya tidak melihat adanya “X Factor” dalam diri Ilusia, Dalagita, Nudi dan Yohanna..piss).

Nah, jika kita kaitkan dengan definisi di atas. Para finalis tersebut memiliki memang “sesuatu” yang bisa membuat mereka menjadi bintang. Salah satu elemen kebintangan seseorang adalah basis penggemar dengan jumlah “anggota” yang substansial. Misalnya Fatin dengan Fatinistic-nya, Shena dengan Shenation-nya, Isa Raja dengan FOIR-nya, Novita dengan DEWInners-nya, dan yang lainnya yang... saya tidak tahu namanya (hehe).

“Sesuatu” tersebut sering tidak bisa didefinisikan oleh penggemar mereka sendiri sehingga dalam berbagai media sosial maupun media diskusi (youtube, kaskus, lautan indonesia, kompasiana, detik forum, twitter, facebook, dll) sering terjadi diskusi menarik diantara basis-basis penggemar tersebut. Mulai dari pujian terhadap idola sendiri sampai cacian dan hinaan terhadap peserta lain. Topik pembicaraan pun beragam mulai dari kualitas suara penyanyi sampai penampilan ataupun latar belakang penyanyi tersebut (Salah satu diskusi paling menarik ada di artikel aganwati Shelly Lansritan di kompasiana yang berjudul “X Factor yang Kehilangan Faktor X”).

Yang menarik bagi saya dalam beberapa diskusi tersebut (terlepas dari sejumlah debat kusir yang masih sering terjadi) adalah bahwa ternyata orang Indonesia masih peduli dengan dunia musik Indonesia. Patut diakui bahwa dunia musik Indonesia tengah “sekarat” mengingat minimnya pilihan musik berkualitas dimana yang merajai pasar adalah musisi (band) beraliran pop-melayu dan boyband yang berkiblat ke Korea atau Jepang (maaf untuk penggemar kedua jenis musik tersebut). Memang musisi lama maupun baru di luar kedua genre tersebut masih ada. Tapi bagi saya, komposisinya mulai sedikit menjemukan.

Dengan XFI ini, bangsa ini seakan diberi pilihan. Dan bukan sembarang pilihan. Karena kita bisa memilih diantara para finalis XFI yang berkualitas tersebut untuk kita sukai. Bahkan kita bisa menyukai lebih dari satu diantara mereka (tidak hitam-putih, memilih menyukai Shena saja vs menyukai Mikha saja, misalnya) . Ini adalah sebuah kemajuan yang sangat berarti bagi dunia musik Indonesia.

Selanjutnya Apa?

Lalu, mengapa saya memilih judul dengan frase “Setengah Kemenangan Musik Indonesia”? Memang, para finalis (dan peserta audisi) XFI bisa dikatakan sudah memenangkan hati para penggemar musik di Indonesia. Tapi, apakah itu cukup? Bisa dibilang bahwa acara XFI ini bukanlah tujuan utama bagi mereka. Kesuksesan memenangkan acara ini tidak akan menjamin mereka untuk bisa sukses di belantika musik Indonesia (kasus yang (hampir) selalu menimpa pemenang Indonesian Idol).

Disinilah letak strategis basis penggemar tersebut. Agar para alumnus XFI bisa terus tumbuh dan berkembang di dunia musik Indonesia (bahkan Internasional), sudah selayaknya penggemar masing-masing mendukung perjuangan idola mereka dengan membeli hasil karya mereka dengan cara legal. Dengan cara tersebut diharapkan gairah dan keriuhan ini tidak berhenti sampai di sini saja, tapi bisa kita nikmati sampai waktu yang lama. Sehingga, musik Indonesia (industri, pelaku, dan penikmat/pendengar) bisa benar-benar menjadi pemenang. Semoga saja.

Salam Damai :)

NB: Sebelum momen XFI, saya sendiri baru “mau” dan mampu membeli 3 kaset (ya kaset!!) RHCP dan tidak satu pun kaset/cd GIGI (punten Kang Armand). Kalau nantiFatin membuat album, saya akan beli yang asli J

Sumber:

http://en.wikipedia.org/wiki/The_X_Factor_%28TV_series%29

http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/04/13/x-factor-yang-kehilangan-faktor-x-550719.html#4732429

https://twitter.com/FOIR_Official

https://twitter.com/DEWInnersID

https://twitter.com/SHENAtion

https://twitter.com/Fatinistic

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun