Mohon tunggu...
Firman
Firman Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Dinasti Berujung Nestapa

31 Oktober 2023   21:28 Diperbarui: 31 Oktober 2023   22:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini suasana politik mulai terasa memanas, sebab pelaksanaan Pimilu 2024 semakin dekat. Isu dinasti politik pun mewarnai pesta demokrasi mendatang, dengan munculnya nama-nama bakal calon presiden dan calon wakil presiden, yang berasal dari keluarga kelompok elit, para pejabat dan pemimpin di Negeri ini.

Praktek dinasti politik masih saja terjadi, memang cukup sulit untuk mengatakan, bahwa calon A adalah dinasti politik, karena mereka pasti akan selalu mencari pembenaran, bahwa setiap warga Negara memiliki hak untuk mencalonkan diri yang dijamin oleh Undang-undang.

Isu dinasti politik selalu menjadi topic pembicaraan banyak kalangan, termasuk akademisi, dan pengamat politik, hal ini karena praktek dinasti politik, cenderung menimbulkan berbagai persoalan seperti, korupsi, transparansi public, kesejahteraan social, kemiskinan, pembangunan dan bahkan dapat mengancam bekerlangsungan demokrasi kedepan.

Hampir pasti semua orang, menginginkan kekuasaannya tetap langgeng, sehingga praktek mewariskan kekuasaan masih tetap terjadi, namun karena Negara ini menganut presidensial yang sangat demokratis, dimana pemindahan kekuasaan dilakukan memalui proses pemilihan, sehingga pewarisan kekuasaan itu dilakukan dengan cara-cara baru.

Bicara dinasti politik, rasanya kita akan langsung tertuju pada keluarga istana, dimana Gibran putra sulung Presiden Jokowi, secara resmi mendaftar menjadi calon wakil presiden. Walaupun dulu Jokowi pernah bilang tidak akan melibatkan keluarganya di bidang politik, namun sepertinya walau terpaksa Jokowi harus menarik kembali ucapannya.

Putusan Mahkamah Agung telah memberikan angin segar untuk Gibran melaju menjadi calon wakil presiden. Putusan tersebut tentu tidak bisa dilepaskan dari peran Jokowi sebagai presiden. Walaupun demikian rekomendasi itu sebelum terbit, telah melewati proses cukup panjang dan alot, sebab tak sedikit dari kader PDIP sendiri, yang memiliki potensi untuk maju, namun kandas karena gagal mendapat tiket emas dari partainya.

Gibran dan Bobby merupakan pemain baru dalam dunia politik, yang keduannya sama-sama maju di daerah yang berbeda. Gibran di solo sedangkan Bobby di Medan. Sepak terjang jokowi saya akui tentu luar biasa, di masa periode ke 2 ini, dia sedang mempersiapkan keluarganya untuk mengikuti jejak kekuasaannya.

Jokowi orang yang sangat cerdas, dia tahu bahwa kekuasaannya tidak lama akan berakhir setelah habis masa periode ke 2 nanti, maka momentum inilah sangat tepat, untuk mulai menata dan mengisi daerah-daerah tertentu, melalui pemilihan kepala daerah mendatang, dan selagi Jokowi masih berkuasa tentu pengaruhnya terhadap partai politik juga sangat besar.

Keterkaitan antara dinasti politik dengan korupsi misalnya, dapat kita lihat dari beberapa fakta, sebagaimana pernah ditulis oleh kawan saya Arifin, dalam sebuah artikel popularnya, dia menjelaskan ketersinggungan itu dapat dilihat dari beberapa kasus, seperti Ratu Atut Chosiyah di Banten, atau Fuad Amin di Bangkalan.

Sederet kasus penangkapan kepala daerah tersebut, terjadi karena tersandung kasus korupsi, siapa yang tidak kenal dengan Ratu Atut yang menjabat sebagai Gubernur Banten sejak tahun 2007 hingga dinonaktifkan di tahun 2014. Ratu Atut yang sudah lama berkuasa dan sekaligus berhasil menempatkan keluarganya, mengisi jabatan penting di daerahnya.

Sulit kita tidak menyebut jika Ratu Atut tidak melakukan praktek dinasti, dimana kekuasaannya disebut Golden Circle, tercatat ada 4 daerah dari 8 kota dan kabupaten di provinsi Banten, yang dikuasai oleh keluarga dan kerabatnya. Daitaranya, Tb Khaerul Zaman (adik Atut), sebagai Wali Kota Serang, Ratu Tatu Chasanah (adik Atut) menjadi wakil bupati kabupaten Serang, Heryani (Ibu tiri Atut) sebagai wakil bupati Pandegelang, dan Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut) yang juga sebagai wali kota Tangerang Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun