Menggunakan fasilitas internet menjadi satu tantangan masa kini. Internet seolah menjadi hal paling penting di jagat raya ini. Boleh dikatakan kebanyakan orang tidak bisa hidup tanpa internet. Saat ini lembaga pendidikan tengah gencar mendorong penggunaan internet untuk keperluan segala aspek.
Tak terkecuali sebagai sarana prasarana fasilitas belajar mengajar, menggunakan komputer yang terkoneksi dengan internet. Juga bahkan proses belajar mengajar telah berpindah dari intraksi di ruang kelas ke ruang virtual seperti zoom, google meet dan lain sebagainya.
Salah satu dampak dari penggunaan internet adalah perilaku pornografi yang dengan mudah diakses melalui internet dan sosial media. Kondisi demikian tentu menuntut peran berbagai pihak termasuk orang tua di rumah, guru di sekolah serta pengawasan pergaulan di ruang publik.
Pola Asuh Keluarga
Maraknya perilaku pornografi yang cenderung dilakukan oleh remaja sangat memprihatinkan. Hal ini tentu tidak bisa tidak, karena sesuai dengan perkembangan anak remaja yang berada pada fase memiliki keingin tahuan yang sangat tinggi, selalu ingin mencoba hal baru tanpa memikirkan akibatnya.
Oleh karena itu orang tua harus memberikan edukasi sesuai dengan kultur yang berlaku di keluarga tersebut. Selain itu keluarga juga harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap anak remaja, termasuk dengan siapa bergaul, tempat-tempat mana saja yang sering dikunjungi, keluarga harus tau untuk kepentingan pengawasan.
Penting dilakukan pola asuh yang selalu menekankan pada nilai-nilai agama. Anak harus diajari tentang nilai-nilai yang diajarkan agama, apa yang boleh dilakukan dan apa tidak boleh. Dengan demikian sehingga harapannya dapat mencegah perilaku anak terhadap perilaku menyimpang.
Pola Pendidikan Di Sekolah
Penggunaan internet di sekolah sebagai sarana proses pembelajaran perlu mendapat perhatian dari sekolah termasuk dari guru. Â Sebab berawal dari internetlah pornografi dan perilaku penyimpangan seksual terjadi.
Sebuah penelitian mengatakan bahwa penyalahgunaan fasilitas internet di sekolah cukup tinggi, salah satu bentuk penyalahgunaan adalah pornografi yang mudah diakses melalui internet. Hal ini sangat memprihatinkan yang berdampak terhadap pergaulan bebas dan perilaku penyimpangan seksual dengan sesama teman untuk melampiaskan hasrat sesksual yang tidak bisa dikendalikan.
Oleh karena itu peran seorang guru di sekolah sangat penting, untuk melakukan edukasi dan pengawasan terhadap siswa. Di kalangan remaja sudah tidak menjadi hal tabu lagi topik pembicaraan mereka masalah seksual dan pronografi. Bahkan tidak canggung untuk sahring video porno.
Seorang guru di sekolah harus memberikan pendidikan seksual secara dini, bahwa remaja memiliki masa depan yang panjang, sehingga harus mampu menjaga kehormatan sebagai seorang perempuan maupun laki-laki. Kasus kehamilan di usia sangat dini akibat pergaulan bebas sangat marak. Dan tak sedikit dari mereka mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Selain itu pendidikan agama harus kembali menjadi spirit di dalam proses pembejalaran. Krisis moral menjadi problem bersama yang terjadi terutama pada generasi musa saat ini. Oleh karena itu guru harus mengajarkan pada mereka bahwa perilaku pornografi dan pergaulan bebas dilarang oleh agama dan bahkan oleh agama apapun di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H