Mohon tunggu...
Firman Darmawan
Firman Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya menyalurkan hobi dalam tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"The Texas Killing Fields" (2011) Film Detektif yang Lambat

13 Januari 2012   08:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:57 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Title: The Texas Killing Fields

Year : 2011

Genre: Thriller/Drama

Duration: 1 hr 45 mins

Directed by: Ami Canaan Mann

Written by: Don Ferrarone

Starring: Sam Worthington, Jeffrey Dean Morgan, Chloe Grace Moretz, Jessica Chastain

Thrill Rate : *** (3/5)

The Texas Killing Fields (2011) : Film Detektif Yang Lambat

Saat pertama saya mendengar The Texas Killing Fields, yang terbayang dalam benak saya adalah film ini adalah thriller semacam salah satu film favorit saya, Mississippi Burning (1988) tentang Ku Klux Klan yang sempat menjadi sejarah hitam Amerika Serikat. Tetapi setelah sedikit membaca sinopsisnya, ternyata film ini bercerita tentang pembunuhan berantai yang terjadi di Texas dan kabarnya terinspirasi dari kisah nyata. Wow, bayangan saya langsung berubah seketika mendengar kata “pembunuhan berantai”. Mungkinkah Texas Killing Fields ini memiliki kedalaman cerita seperti Se7en (1995) yang pembunuhnya terinspirasi oleh tujuh dosa yang sering dilakukan manusia atau sejenis gore movie macam The Texas Chainsaw Massacre (2003) yang bercerita tentang psikopat dengan gergaji mesinnya ? Demi menjawab rasa ingin tahu inilah, saya putuskan untuk “berburu” untuk dapat segera menonton film ini. Film ini disutradarai oleh Ami Canaan Mann, putri produser film legendaris Michael Mann. Penulis ceritanya adalah Don Ferrarone yang sudah sering menjadi konsultan teknis di beberapa film ber-genre detektif seperti Miami Vice, Enemy of the State, Bad Boys II, dan sebagainya. Menurut keterangan mbah Google, Don Ferarone juga adalah seorang mantan agen DEA (Drugs Enforcement Agency).

13264421621169840491
13264421621169840491

The Texas Killing Fields bercerita tentang perjalanan dua orang detektif Mike Souder (Sam Worthington) dan Brian Heigh (Jeffrey Dean Morgan) dalam menguak misteri pembunuhan berantai yang menghebohkan Texas. Si pembunuh, seperti pembunuh berantai lainnya, memiliki ciri tersendiri dalam memperlakukan korbannya, yang mayoritas adalah wanita muda. Pembunuh ini selalu meletakkan korban yang telah dibunuhnya pada suatu rawa di Texas yang lebih dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama Texas Killing Fields. Dinamakan Texas Killing Fields karena menurut sejarah, daerah rawa ini dulunya pernah menjadi ladang pembantaian suku Indian oleh orang kulit putih. Masyarakat sekitar masih tetap mempertahankan angkernya legenda tempat tersebut, sehingga menyulitkan kerja dua detektif ini, karena informasi tentang korban pembunuhan selalu terlambat diterima akibat tidak ada orang yang berani masuk ke Texas Killing Fields. Sepanjang film ini juga tergambar dengan kental kehidupan masyarakat Texas sehari-hari. Mulai dari masyarakat biasa, bandar narkoba hingga germo para PSK dibawah umur. Selain itu, tergambar juga dengan jelas kebrutalan polisi Texas dalam memperlakukan para penjahat pada saat diinterogasi. Para polisi Texas ini tak segan-segan mengintimidasi bahkan bila perlu memukuli para penjahat hingga mereka mendapatkan keterangan yang diinginkan. Mungkin menurut saya, polisi Texas bertindak sedemikian ekstrim karena memang kondisi Texas sendiri sangat keras, hingga seakan masyarakatnya hidup tanpa aturan dan harus dilawan pula dengan kekerasan.

1326442217544485328
1326442217544485328

Kembali ke jalan cerita film ini, Mike dan Brian akhirnya hampir menemukan titik terang tentang si pembunuh meski kemajuan penyelidikan sangat lambat dan si pembunuh mulai berani mempermainkan kedua detektif ini. Si pembunuh berani menelepon kedua detektif tadi melalui telepon selular milik korbannya. Penyelidikan Mike dan Brian akhirnya melibatkan seorang gadis muda dari keluarga broken home bernama Anne Sliger. Brian biasa memanggil gadis ini dengan Little Ann, karena hubungan Brian dan Anne mirip seperti hubungan ayah dan anak. Brian sangat menyayangi Anne karena latar belakang keluarganya yang carut marut dan Anne sendiri sering terlibat tindak kejahatan kecil-kecilan demi menyambung hidupnya dan sebagai pelepasan atas ketidakpuasan dirinya karena hidup dalam keluarga yang kacau. Cerita film ini menjelang ending berfokus pada upaya untuk menyelamatkan Little Ann yang sudah diculik oleh si pembunuh. Seperempat bagian akhir film inilah yang akhirnya akan menguak siapa sebenarnya si pembunuh, tanpa diketahui sebenarnya apa modus dari pembunuhan ini.

1326442264742790526
1326442264742790526

The Texas Killing Fields merupakan salah satu film yang alurnya berjalan sangat lambat menurut saya dan cenderung membuat penonton mengantuk. Bagi saya, kedua detektifdalam film ini terkesan sangat lambat dalam menangani kasus ini, seakan mereka masih punya banyak waktu dalam menyelesaikannya. Padahal sebenarnya banyak sekali “warning” dari si pembunuh yang sebenarnya bisa dijadikan petunjuk dalam mengungkap misteri pembunuhan ini. Sebenarnya banyak sekali sub plot yang ada dalam film ini. Hanya saja, berbagai sub plot ini terkesan hanya berupa “tempelan” saja, tanpa digali lebih mendalam. Ide film ini tidak terlalu original, karena tema pembunuhan berantai bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia perfilman. Nampaknya film ini ingin lebih memotret kehidupan Texas yang sangat keras, dari sudut pandang penegak hukum, dibanding menyoroti peristiwa pembunuhan berantai yang menjadi pusat cerita. Bagi para penonton yang lebih menyukai film detektif yang instan, pasti akan cepat merasa bosan setelah 20 menit menonton The Texas Killing Fields. Film ini sarat dengan dialog yang panjang serta membosankan. The Texas Killing Fields hanya mengeksplorasi kedalaman karakter dari Mike dan Brian beserta seluruh problematika keidupan mereka berdua, tanpa berfokus pada jalan cerita yang sebenarnya tentang pembunuhan berantai. Secara umum, jangan terlalu mengharapkan aksi yang menegangkan dalam film ini, karena sebenarnya menurut saya, ini adalah film detektif yang alur ceritanya paling lambat dari film-film tentang detektif yang sudah pernah saya tonton. Satu-satunya yang dapat menghibur saya hanyalah kehadiran Chloe Grace Moretz yang cantik meski masih ABG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun