Sebagai anak baru di Kompasiana Palembang atau Kompal, saya langsung mengiyakan tawaran Mbak Elly untuk ikut meliput Festival Imlek Indonesia. Sebelum berangkat saya mulai mempersiapkan semuanya, sepatu saya lap, celana jeans saya setrika, dan tak lupa saya memakai baju bertuliskan I am Blogger. Padahal jarang nulis hahaha.
Di dalam Trans Musi (angkutan umum) yang saya naiki, saya membayangkan bagaimana meriahnya acara tersebut, apalagi Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin akan membuka acara tersebut. Jujur saya senang, karena untuk pertama kalinya saya bisa melihat secara langsung Gubernur Sumatera Selatan.
Ketika sampai di tempat acara, PSCC, saya langsung menghubungi Mbak Murni dan Mbak Elly menanyakan apakah mereka sudah sampai apa belum. Saat sedang  mencoba menghubungi Mbak Murni dan Mbak Elly, saya bertemu dengan Mbak Aarako yang juga ikut meliput. Tidak lama kemudian pesan saya dibalas Mbak Elly. Mereka sudah di dalam.
Ketika memasuki tempat acara saya benar-benar takjub. Benar-benar mewah. Beberapa orang yang memakai pakaian adat Tiongha terlihat dengan ramah melayani ajakan foto bersama dari para pengunjung. Setelah asyik berfoto bersama bersama para anggota Kompal saya pun mencari tempat duduk di kursi urutan nomor tiga dari depan. Acara dimulai.
Duduk tidak jauh dari panggung saya sangat terpuaskan tak henti-hentinya saya dihibur pertunjukkan seni dan budaya Tiongha. Setelah dihibur oleh seni dan budaya Tiongha. Para finalis Koko Cici Palembang mulai mengambil panggung. Mereka memainkan drama Legenda Pulo Kemaro. Ketika sedang asyik-asyiknya menyaksikan Legenda Pulau Kemaro Mbak Elly mengajak ke Kampung Al Munawar. Untuk melihat acara peresmian wajah baru Kampung Al Munawar.
Saya sudah sering sekali melihat foto-foto di Instagram orang dengan backgroundKampung Al Munawar. Hasilnya benar-benar Instagramable. Saya langsung semangat dengan ajakkan Mbak Elly untuk ke Kampung Al Munawar. Karena ini pengalaman pertama saya ke Kampung Al Munawar hahaha.
Sebagai orang yang baru pertama kali melihat Kampung Al Munawar saya benar-benar takjub. Kok bisa ya rumah-rumahnya bisa kompakkan keren. Ketika saya nanya sama orang di sana ternyata rumah di sini sudah berusia ratusan tahun. Â Saya jadi takjub lagi melihat dedek-dedek gemes Politeknik Pariwisata jadi Waiters. Ada rasa pengin ngajak taaruf hahaha.
Setelah pulang dari acara tersebut ketika di rumah saya melihat-lihat beberapa foto yang saya ambil. Saya menyadari keberagaman yang ada di Bumi Sriwijaya sungguh luar biasa. Sumatera Selatan memiliki banyak kebudayaan mulai dari kebudayaan China sampai kebudayaan Arab. Kebudayaan-kebudayaan tersebut sudah sewajibnya dijaga bukan dihancurkan dengan pemikiran-pemikiran yang bersampulkan agama.