Mohon tunggu...
Firly Nafila
Firly Nafila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi aktif dan sering mengikuti acara internal atau eksternal kampus

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan dan Solusi dalam Menangani Konflik Keluarga

7 Agustus 2024   02:22 Diperbarui: 7 Agustus 2024   02:29 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengertian Konflik Keluarga

Komunikasi dalam sebuah keluarga khususnya antara orang tua dan anak memiliki kontribusi dalam komunikasi yang efektif dan efisien dikarenakan komunikasi tersebut dilakukan secara terus menerus yang dapat menciptakan keakraban, keterbukaan, perhatian yang lebih antara keduanya serta orangtua pun lebih dapat mengetahui perkembangan pada anak baik dari fisik maupun psikisnya.

Keluarga juga sering diartikan sebagai sesuatu yang bersifat kekerabatan (hubungan darah) dan mempunyai nilai hukum (hubungan perkawinan menurut hukum dan diakui oleh negara dan agama). Namun, presentasi seperti itu terkadang gagal mencapai tujuannya.

Keluarga merupakan bagian sosial yang paling kecil dalam masyarakat, keluarga seringkali menjadi tempat sebuah konflik. Biasanya konflik dalam keluarga terjadi antara saudara kandung, orang tua dengan anak ataupun orang tua dengan orang tua. Konflik ini bisa terjadi dari masalah seperti pembagian warisan yang tidak tepat serta masih banyak alasan-alasan lainnya yang dapat menimbulkan konflik terjadi.

Kebutuhan dasar manusia sangat berpengaruh terhadap timbulnya konflik dalam masyarakat dan hal ini dapat menjadi sumber terjadinya konflik. Setiap manusia mempunyai kepentingan dan tujuan dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, kebutuhan dasar tersebut ada dalam lingkungan sosial masyarakat maupun alam sekitar. Semakin sederhana kebutuhan manusia maka akan semakin sederhana pula potensi konflik dan cara penyelesaiannya, begitu pula sebaliknya.

Konflik adalah bagian alami dari setiap hubungan, termasuk dalam keluarga. Meskipun sering dianggap sebagai perselisihan yang merugikan, konflik sebenarnya dapat memiliki efek positif dan memicu pertumbuhan dalam hubungan. Erikson (Sri Lestari, 2012) menjelaskan bahwa konflik terjadi dalam tiga level: antara kepribadian anak dengan tuntutan orang tua atau masyarakat, di dalam diri individu, dan dalam menentukan cara beradaptasi. Konflik interpersonal timbul karena ketidakcocokan perilaku dengan tujuan, yang memunculkan perasaan dan perilaku saling menentang. Konflik, meskipun sering dianggap negatif, dapat membantu menguji karakteristik hubungan interpersonal dan mendorong perkembangan individu dalam pengertian sosial. Dunn dan Slomkowski (1995) mengidentifikasi empat area pengertian sosial yang berkembang karena konflik.

Keluarga adalah tempat pertama bagi anak, lingkungan yang memberikan penampungan baginya, dan tempat dimana anak akan mendapatkan rasa aman. Secara umum, keluarga dapat dilihat sebagai sekelompok orang yang memiliki hubungan secara biologis, emosi dan ikatan secara hukum antar masing-masing anggotanya.

Pengertian Menurut Ahli

Keluarga seringkali diartikan atau didefinisikan sebagai sesuatu hal yang mempunyai ciri kekerabatan dan keabsahan hukum. Namun pengertian seperti ini juga terkadang menimbulkan arti lain yang dimana kerabat dekat yang sudah tinggal jauh dari keluarganya, tidak dianggap lagi sebagai keluarga dikarenakan tinggal berjauhan.

Definisi lain dikemukakan oleh Bailon dan Maglaya, "keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.".

Kemudian menurut Friedman, "keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena suatu ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mendefinisikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun