Mohon tunggu...
Firlly Diah Respatie
Firlly Diah Respatie Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Blogger, communication specialist, public relations, cats lover

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemberitaan Televisi vs Kampanye Pilpres

4 Juli 2014   21:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mengamati aktivitas industri media massa di saat masa kampanye calon presiden belakangan ini sungguh menyedihkan. Hakekatnya, media massa berfungsi melakukan kegiatan informasi, edukasi dan rekreasi. Selain itu, media massa juga berperan dalam melakukan control social, pengawasan, transmisi atau memberikan alternative informasi bagi masyarakat luas. Namun tengoklah apa yang dilakukan media massa Indonesia saat ini ?

Tanpa ada hajatan pesta politik lima tahunan saja, media massa Indonesia telah berubah menjadi industri yang jauh dari fungsi dan perannya hakikinya. Media massa Indonesia, utamanya media massa audio visual (teelivisi) telah menjadi industri hedonis yang mendorong masyarakat Indonesia kebanyakan pun juga menjadi hedonist. Tak ada lagi control yang melekat dari para pelaku industri pertelevisian Indonesia. Pemberitaan tidak lagi cover both side, bahasa tidak lagi disampaikan dalam Bahasa Indonesia yang benar, hiburan tidak lagi mengutamakan nilai-nilai akhlak yang mendidik, kecuali mendatangkan uang, uang, dan uang dengan iklan yang sekali lagi, kemasannya pun sangat konsumtif.

Fenomena ini sangat mengakhawatirkan, karena sebagian besar masyarakat Indonesia belum pada tingkat pendidikan yang cukup, yang mampu mendorong manusia-manusianya berpikir secara obyektif, benar dan dewasa. Tayangan sinetron mempertontonkan seragam sekolah yang ketat dan mini, perilaku anak yang kelewat batas kepada orang tua, mertua yang kelewat jahat kepada menantu, dan seterusnya.

Kini, di masa kampanye pemilihan presiden, kondisi pertelevisian Indonesia semakin menyedihkan. Stasiun televisi yang selama ini memposisikan dirinya sebagai stasiun televisi pemberitaan paling intelek sungguh telah kehilangan independensinya. Tidak ada cover bothside yang proporsional dalam pemberitaannya. Stasiun televise ini sibuk memberitakan keburukan kandidat presiden yang kebetulan tidak didukungnya, secara memalukan.

Bukan memalukan calon presiden yang dimaksud, tapip mempermalukan stasiun televise itu sendiri. Karena apa ? Karena dengan kharakter stasiun televise tersebut sebagai stasiun yang mayoritas programnya adalah pemberitaan tentu yang menonton stasiun televise tersebut sebagian besar adalah kelompok berpendidikan. Kelompok ini tentu mempunya daya nalar dan pemahaman yang cukup baik, serta referensi yang sangat beragam. Jadi, bila stasiun televise tersebut melakukan pemberitaan secara berat sebelah, tentu akan mengundang tawa, tanda tanya keheranan, bagaimana bias, stasiun televise sekaliber ini rela 'melacurkan' dirinya dengan pemberitaan yang sangat tidak berimbang ?

Sementara beberapa stasiun televisi yang lain mungkin juga melakukan hal yang mirip, mendukung kandidat presiden yang lain. Namun, pemberitaannya tidak se-ekstrim stasiun televisi ini.

Namun demikianlah. Keberadaan kotak ajaib sungguh luar biasa. Penonton tak perlu susah-susah berimajinasi mengintepretasikan setiap pesan yang disampaikan karena selain suara (audio), ditampilkan pula gambar (visual) yang melengkapi pesan yang disampaikan sebagai satu kesatuan informasi sebagai mudah dipahami. Itulah sebabnya, apapun topic yang disampaikan melalui kotak ajaib ini, akan jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan radio.

Bisa jadi kondisi ini 'wajar' adanya. Karena konon penguasa adalah mereka yang menguasai massa, menguasai media, dan menguasai perekonomian. (fdr)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun