Mohon tunggu...
Firliana Aulia
Firliana Aulia Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Muda, bergerak dan berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemakaman, Babak 1

23 Oktober 2023   07:40 Diperbarui: 23 Oktober 2023   07:42 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu windu-dan tahun-tahun yang mengerikan
masih dengan yang itu-itu saja,
tidakkah bosan?
barangkali suka-suka saja dengan yang sama-selama,
tahun-tahun sebelum delapan, apa
perlu dirayakan dengan kejutan? apa
kembang api yang bersahut-sahutan? apa
bahumu masih saja kuat menopang, sakit-sakitan itu, sendirian? apa
perlu aku temani dengan keragaman kita soal,
tulis dan lukis?
tentang biru-biru ombak dan ragam problema yang (kau bilang) makin semerbak,
soal itu, apa
sangat perlu kita bahas, duduk-duduk di atas, dengan sebelah mata menerka,
apakah sesungguhnya, kita pantas?

Tentang tahun-tahun sebelumnya,
Tuhan merencanakan pertemuan di pemakaman ;
selalu menjadi tempat pembicaraan,
penglihatan antara suka-duka dan bimbang antara keduanya.

Pemakaman tidak lagi semenyedihkan itu, sebab
aku dan bahumu selalu dipertemukan di pemakaman - atau jalan menujunya - dan pulang setelahnya.

Soal pemakaman dan gelap-gulita setelah itu,
aku tidak tahu bab berapa Tuhan kemudian menuliskan pertemuan selain di tempat itu,
untuk kita cicipi anggur di meja -untuk kita makan- tentu tidak di pemakaman.

Tidakkah kini pemakaman adalah tempat romantis yang Tuhan jadikannya itu kemudian?
Tidakkah -barangkali aku dan bahumu menunggu-nunggu waktu untuk datang ke pemakaman,
dengan warna hitam seragam,
tapi kini sungguh menyenangkan,
barangkali jika Tuhan berkenan,
mana bolehkah sesekali kita memakai baju hitam untuk ke acara perayaan?

-firliana,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun