Pendidikan anak usia dini adalah Pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sesuai dengan karakteristik anak, sehingga anak dapat menjadi generasi penerus bagi bangsa Indonesia. Dikutip dari (Handayani, 2014) “salah satu bentuk Pendidikan anak usia dini adalah Taman Kanak-Kanak”. Kemampuan berhitung merupakan salah satu pembelajaran yang diajarkan dalam Pendidikan anak usia dini sebagai penentu dalam jenjang Sekolah Dasar, terutama pada anak usia 4-5 tahun.
Dikutip dari (Aisyah, 2007) “menyatakan bahwa Kemampuan Berhitung merupakan salah satu kemampuan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas manusia memerlukan kemampuan berhitung ini”. Kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut juga sebagai kegiatan menyebutkan urutan bilangan. Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kegiatan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan konsep dasar juga bagi pengembangan kemampuan matematika anak.
Pemahaman Konsep Bilangan
Dikutip dari (Reswita & Wahyuni, 2018) “pemahaman konsep bilangan pada anak perlu diberikan sejak dini dengan menggunakan cara yang mudah dimengerti oleh anak. Hal ini berkaitan dengan adanya pendapat Sudaryanti menjelaskan bahwa konsep bilangan adalah salah satu konsep matematika yang penting untuk dikuasai oleh anak usia dini dalam setiap pembelajaran matematika”.
Dikutip dari (Sriningsih, 2008) “Bilangan adalah konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak, karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya pada jenjang pendidikan formal berikutnya”. Untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka. Bilangan dengan angka menyatakan konsep yang berbeda, bilangan berkenaan dengan nilai sedangkan angka bukan nilai melainkan suatu notasi yang tertulis dari sebuah bilangan.
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Dikutip dari (Djamarah, 2008) “belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan raga dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, baik menyangkut aspek kognitif, afektik maupun psikomotor”. Factor pendukung dan factor penghambat yang mempengaruhi belajar anak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu factor internal dan factor eksternal. Kedua factor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga menentukan kualitas belajar.
Factor Internal anak meliputi kekurangmampuan psiko-fisik, yaitu bersifat kognitif seperti intelegensi anak, bersifat afektik emosi dan sikap, bersifat psikomotor seperti terganggunya alat indera penglihatan dan pendengaran. Sedangkan Faktor Eksternal anak meliputi semua stimulasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar anak. Diantaranya: lingkungan keluarga seperti tidak harmonisnya hubungan orang tua, lingkungan masyarakat seperti teman bermain yang nakal, dan lingkungan sekolah seperti kondisi guru dan fasilits belajar yang tidak memadai.
Mengembangkan ide kreatif dan inovatif seorang pengajar
Guru merupakan sebuah profesi yang ditugaskan untuk mendidik, melatih dan membimbing anak usia dini hingga menengah keatas. Sebagai pendidik guru juga memiliki tanggung jawab untuk memahami tentang bagaimana lingkungan belajar, tantangan serta kebutuhan anak didik dalam menuntut ilmu. Menjadi seorang guru buanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Guru dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran sehingga menjadikan anak didiknya sumber daya manusia yang menuntut ilmu lalu mengelolanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kreatif merupakan pemikiran yang dapat menciptakan hal unik dan hal yang berbeda dari yang lain. Sedangkan inovatif yaitu sesuatu yang dapat menghasilkan ide baru atau gagasan baru. Jadi, guru kreatif dan inovatif yaitu guru yang dapat menciptakan hal baru seperti membuat suasana kelas menjadi lebih hidup, contohnya guru memberikan tugas kuis secara berkelompok. Selain kreatif dan inovatif, guru juga harus memiliki skill komunikasi yang baik agar terciptanya hubungan yang hangat antara guru dengan anak didik.