Akhir-akhir ini kita melihat begitu banyak artis yg menjadi sangat populer walaupun secara kualitas biasa saja bahkan ada yang tidak berkualitas sama sekali.
Ya, industri pertelevisian dan jejaring sosial telah mengubah aturan lama "kualitas dulu, populer kemudian" menjadi "yang penting populer, kualitas belakangan".
Salah satu parameter untuk mengukur kepopuleran seorang artis adalah seberapa sering artis tersebut tampil di acara tv, mulai dari yang benar-benar tentang karya yang dihasilkan sampai kisah remeh temeh keseharian artis tersebut dalam bingkai infotainment.
Semakin banyak tayangan tentang artis tersebut, semakin populer juga dia di masyarakat.
Lantas apakah di setiap tayangan artis tersebut menyuguhkan karya yang berkualitas? Belum tentu!!! Simak saja sebagian besar isi infotainment yang tidak bernilai manfaat atau acara musik dengan kebiasaan lip-sync atau acara komedi yang sangat memprihatinkan.
Sebagai penggemar, kebanyakan lebih menghargai kepopuleran artis idolanya hingga lupa "menuntut" kualitas dari sang idola.
Banyak fans yang senang bukan kepalang saat idolanya tampil dimana-mana meskipun disetiap penampilannya, sang idola tampil biasa-biasa saja.
Melalui tulisan ini saya ingin mengajak kita semua kaum penggemar untuk lebih kritis terhadap karya idola kita. Berikan apresiasi sesuai dengan apa yang telah ditampilkan. Kritik positif atau pujian untuk penampilan yang bagus dan kritik negatif untuk penampilan yang buruk.
Melalui kritik inilah idola kita bisa belajar memperbaiki kekurangannya atau meningkatkan kualitasnya.
Bila kualitas karya sang artis sudah bagus, tentu saja kita sebagai penggemar ikut bangga & senang.
Jadi, lebih baik jarang tampil tapi pada saat tampil begitu "all out" daripada sering tampil tapi biasa-biasa saja atau bahkan parah. Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H