Rasanya sudah menapaki umur diawal usia 20 tahun yang sebelumnya tak pernah dikira akan seperti ini rasanya. Rasanya sungguh sedikit mengagetkan banyak pertayaan yang ditanyakan ataupun pertanyaan dari pihak luar tertuju pada diri, kepuasan dan keinginan rasanya harus di punya oleh semua dari kami.  Jika membahas mengenai " ambisi " sedikit aneh karena tidak dapat diartikan hanya dari sudut pandang yang monoton, banyak dari kita beranggapan ambisi harus menggebu namun tidak pernah ada yang bertanya betapa  beruntungnya apabila seseorang mempunyai ambisi dalam hidupnya. Bukan tak ingin namun ambisi yang dulu dipunya menjadi layu karena bantahan dunia yang dianggap dekat namun nyata tak bersapa di saat remaja. Banyak Orang tua yakin dengan segenap pahit garam dunia yang telah mereka terlewati dilimpahkan pada anak anak mereka. Mimpi serta keinginan halusnya harus dirobek kasar dengan bentakan yang ia lontarkan atau bahkan sayu tanpa ingin berujar kembali mimpi lain dimasa remaja nya. Tertelan dan merasa apa yang ia inginkan tak pernah sebesar dan seberharga orang lain, namun ketika bertumbuh tunas tunas terpotong akan numbuh kembali tersadar, bahwa tidak peduli dikata mimpi atau cita-cita mu itu kecil, remeh, dan tak mungkin dirasa orang lain. Bukan seberapa keren dan besar tapi kebebasan seorang individu menciptakan perasaan sepenuhnya paham bahwa kita itu sangat berharga dan berhak menjalani apa yang kau impikan diluar kepentingan orang lain. Sejatinya seorang anak tidak pernah sepenuhnya menolak atau membenci perkataan orang dewasa, dari sudut terdalam rasa hormat dan sayang itu tidak nihil hanya saja belum pernah terucap kencang pada dunia. Berlarilah dimana tempat yang selalu kau impikan dengan cahaya lembut mengelilinginya:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H