Mohon tunggu...
Firkas
Firkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Agama

Tertarik pada bidang Sastra, Film, dan Topik Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Erving Goffman : Teori Dramaturgi

19 Mei 2024   09:52 Diperbarui: 6 Juni 2024   09:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      Melihat interaksi dan tindakan manusia layaknya sedang ada di atas panggung drama, perumpamaan itu lah yang dipakai oleh Erving Goffman seorang dramaturgis. Dalam buku The Presentation of self in Everday Life, ia melihat kehidupan sosial seperti pementasan drama yang tidak asing dengan setting tempat, penghayatan karakter yang dimainkan, komunikasi antar pemain, serta kerjasama tim untuk keberhasilan pertunjukan drama. Goffman memberikan fokus terlebih pada kondisi saat hadirnya individu-individu yang melakukan interaksi secara langsung, dari interaksi tersebut akan saling memberikan pengaruh terhadap tindakan antar individunya. Maka setiap harinya kita saling berinteraksi dengan individu lain yang menurut goffman individu itu melakukan performance, menampilkan pementasan untuk melancarkan target tujuan dari permainan drama mereka.

    Goffman membedakan dua sisi dari pementasan, front stage dan back stage. Front stage atau panggung depan yang biasanya tempat pementasan dan pastinya terdapat penonton. Front stage dibagi menjadi dua bagian lagi, setting dan front personal. Setting bisa dikaitkan dengan bagaimana tatanan tempatnya, waktu, dan suasana. Sedangkan front personal bisa diartikan atribut dari penguatan sentimen atau perasaan dari sang aktor.  Front personal dibagi menjadi dua, penampilan atau appearence yang membahas mengenai benda yang mengidentifikasi status sosial pemain sedangkan manner atau gaya yang memperlihatkan karakter atau peran yang dipertontonkan pada waktu tertentu. Pasalnya ketika aktor melakukan pertunjukan panggung depan, mereka akan memperlihatkan peran atau karakter yang ingin ditonjolkan pada saat waktu itu, dapat dicontohkan seperti; seorang siswa SMA yang disisi lain dapat menjadi atlet renang, , dan seorang anak saat di rumah. Jadi apabila dia menjadi siswa maka ia akan berlaku sebagai peserta didik di kelas, apabila sedang menjadi atlet maka ia akan mengutamakan sisi profesional sebagai atlet daripada sisi akademis saat di kelas, dan begitu saat dia ada di rumah maka ia menjalani kewajiban sebagai seorang anak. Jadi apa yang sedang dilakukan aktor saat rutin sesuai dengan peran karakter yang dimainkan. Setalah pembahasan mengenai panggung depan maka tidak lengkap untuk mengetahui sisi dari back stage.

    Back stage adalah tempat dimana seseorang sedang tidak melakukan peran mereka, bebas dari penonton. Maka dibelakang ini tempat untuk tim ( team ) atau disebut oleh goffman sebagai secret society atau masyarakat rahasia. Setiap aktor mempunyai kegiatan rutinan yang menurut goffman jarang dilakukan sendiri, terdapat team yang membantu jalan permainan aktor di depan panggung. Tindakan mereka tidak semuanya terlihat oleh orang luar, sehingga dinamai masyarakat rahasia. Pentingnya team membuat goffman mengatakan bahwa apabila didalam team terdapat ketidak sinambungan maka akan mengganggu jalannya pementasan dan pemilihan team harus cermat dan juga dapat dipercaya dan diandalkan. Terdapat team dan self, dalam buku The Presentation of Self, apabila dilihat dari dramaturgi istilah self ini adalah buatan dari bentukan oleh situasi sosial. Mirip dengan karakter yang memiliki naskah. sehingga Goffman melihat bahwa mereka hanya butuh mengendalikan kesan yang disajikan saat pementasan.

    Buku keluaran Goffman yang kedua membicarakan self dan terfokus pada produk dari sistem tertutup atau dinamai dengan institusi total. Intitusi total pengertian mudahnya adalah tempat untuk tinggal dan bekerja yang individunya dibatasi dari masyarakat luar, dan mereka diatur oleh peraturan yang sudah ditentukan.

Goffman sudah membagi lima institusi ;

  • Tempat yang dibangun untuk mereka yang rentan dan tidak berbahaya; panti jompo, tempat yatim-piatu, dan panti anak kurang mampu
  • Tempat yang hadir untuk mereka yang sudah tidak bisa merawat diri sendiri dan berbahaya secara sengaja ataupun tidak; sanatorium, rumah sakit jiwa
  • Tempat untuk mengamankan mereka yang mengancam dan  mencelakai masyarakat; penjara, camp konsentrasi dan tawanan perang
  • Institusi yang dibangun dengan tujuan menjalankan tugas yang sama dengan kerja; tempat tentara, sekolah berasrama,
  • Tempat lembaga masyarakat digunakan untuk mengasingkan diri, dan terkadang untuk keagamaan; biara, pendopo, dan tempat pengasingan

    Goffman melakukan penelitiannya di rumah sakit jiwa, disana dia melihat pasien kurang mendapat kebebasan, tidak seperti di masyarakat luar setelah masuk rumah sakit mereka telah kehilangan itu, sehingga disini  "the self" sendiri adalah mereka yang dibawah kontrol sosial pada relasi diri mereka dan orang lain. Self (diri) menurut goffman adalah gambaran sesuatu yang ada ditengah kepatuhan dan pertentangan pada struktur. Walaupun ada di dalam institusi total, self atau individu itu tidak seutuhnya tunduk terhadap sistem yang ada. Sehingga hanya perlu mengendalikan kesan ketika berinteraksi dengan orang lain.

    Menelisik mengenai impression managemen yang ada pada buku Encounters: two studies of interaction, bahwasannya setiap individu punya cara-cara tersendiri untuk mengontrol kesan  diri(self) yang diahadirkan pada kehidupan sehari-hari. Goffman melihat ada adanya kesenjangan peranan atau role distance . role distance diartikan Goffman sebagai pembagian jelas dan nyata atara individu dengan peranannya. Berbeda dengan keterikatan peranan ( role embracement ) yang menyatakan bahwasannya adanya ikatan yang real terhadap peranan. Dua hal tadi kesenjangan peranan dan keterikatann peranan punya kesinambungan pada usia, jenis kelamin, status sosial, pendidikan, dll. Sebelumnya Goffman melihat interaksi yang intens maka Goffman juga tertarik dengan pertemuan singkat.

    Pembahasan selanjutnya pada buku Behavior in Public Place; Note on The Social Organization of Gatherings, Goffman melihat relasi tatap muka di taman, teater, jalan, toko dan tempat yang banyak orang lainnya. Saat kita sedang ada di luar dan pastinya bertemu banyak orang, bahkan melakukan interaksi yang singkat kita masih mengendalikan kesan walaupun di waktu yang sempit itu. Goffman sendiri melihat bahwa individu tetap menjaga dan berhati-hati untuk memberikan kesan kepada orang lain yang kita temui di kondisi yang singkat. Pengendalian kesan ini terbagi-bagi lagi dalam situasi tertentu yang menurut Goffman menarik untuk di teliti.

   Stigma : Notes on the Manajement of spoiled identity, buku dari Goffman yang menjelaskan mengenai "Aib" menurutnya ini berlaku pada orang-orang difabel yang kurang diterima sepenuhnya, ataupun merujuk pada kelompok minoritas layaknya tunanetra atau suami-istri yang belum mendapat anak, menurut Goffman orang-orang tersebut adalah yang direndahkan atau yang bisa direndahkan. Aib ini tergantung dimana kita ada dalam suatu kelompok, sejatinya individu menginkan penerimaan secara utuh. Jika membahas orang yang bisa direndahkan ini orang yang selalu mengikuti standar-standar sosial yang ada. Jadi untuk tidak memperlihatkan kekurangan tersebut mereka akan menutupi atau mengendalikan kekurangan tersebut. Membahas mengenai aib, bagi goffman hal tersebut bukanlah hal tidak normal tapi hal itu muncul dikarenakan beraneka macam situasi. Aib bisa ada diri siapapun, maka pada keadaan tersebut orang akan menyusun identity yang buruk menurut mereka. dikuatkan lagi oleh Goffman bahwa aib sejatinya bukan permasalahan yang aib ataupun yang normal, aib disini bukanlah individunya akan tetapi pandangan/perspektifnya mengenai hal itu.

Hal penting dalam Dramaturgis, pengahayatan peran atau karakter itu penting agar memberikan feedback yang kita inginkan, sehingga perlu diingat :

  • Goffman mempelajari konteks perilaku individu untuk mencapai tujuannya, tidak untuk hasil dari perilakunya
  • Interaksi sosial adalah alat untuk mendapat kesepakatan
  • Teori ini memperlihatkan bahwa identitas seseorang itu bisa berubah-ubah, hal itu bersangkutan dengan psikologis individunya ( perubahan itu bergantung pada interaksi yag sedang dilakukan sehinga dramaturgi berjalan untuk menguasai interaksi tersebut
  • Interaksi sosial diartikan sama dengan pertunjukan drama. Individu adalah pemain yang menyatukan karakteristik personal dengan tujuan yang ingin dicapai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun